TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Mahasiswa Universitas Siliwangi melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) menggelar kegiatan edukasi tentang pengelolaan sampah di Desa Sundawenang, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
Acara ini berlangsung pada Selasa, 7 Januari 2024 di aula kantor desa, dihadiri oleh puluhan warga perwakilan dari berbagai wilayah desa.
Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah demi menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
Baca Juga:Makin Serius, Usulan Pembentukan Tasikmalaya Utara Dibahas DPRD dan PresidiumDesa Pakalongan Tasikmalaya Prioritaskan Infrastruktur dan SDM pada APBDes 2025
Koordinator Desa KKNT, Arya Sulaeman Hidayat, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut berawal dari hasil observasi di minggu pertama pelaksanaan KKN.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa warga Desa Sundawenang umumnya mengelola sampah dengan cara dibakar.
”Selain dibakar, pengelolaan sampahnya dilakukan dengan cara dibuang ke sungai,” ungkapnya kepada Radartasik.id.
Melalui tema Pilah Sampah, Hidup Sehat, Bumi Selamat, pihaknya ingin meningkatkan pengetahuan masyarakat serta menggerakkan mereka untuk mengelola sampah dengan cara yang lebih baik dan bertanggung jawab.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa langkah selanjutnya berupa pemberdayaan masyarakat akan dilakukan untuk memastikan program ini dapat berjalan secara berkelanjutan.
Kegiatan ini juga menghadirkan Direktur Eksekutif Indonesia Green Movement, Muhamad Rafi Faza, sebagai narasumber utama.
Ia menyampaikan apresiasinya kepada mahasiswa KKNT Universitas Siliwangi yang telah mengundangnya untuk berbagi wawasan terkait isu lingkungan, khususnya mengenai sampah.
Baca Juga:Iwan Ridwan Pensiun, Kursi Jabatan Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Tasikmalaya KosongDenah Sudah Ada, 11 Titik Tanah Warga Akan Terlewati Pembangunan Jembatan Cirahong 2 Penghubung Tasik-Ciamis
Dalam paparannya, Rafi Faza menyoroti tiga fakta penting terkait sampah yang patut diperhatikan masyarakat.
Pertama, volume sampah yang terus meningkat setiap tahun.
Kedua, penumpukan sampah turut menyumbang pada pemanasan global.
Ketiga, mikroplastik dari sampah kini telah menjadi ancaman nyata karena ikut masuk ke rantai makanan manusia.
Ia juga menekankan pentingnya gerakan kolektif dalam menangani permasalahan sampah, dimulai dari tingkat individu hingga komunitas.
Menurutnya, masyarakat harus mulai memilah sampah dari rumah dan berupaya menyelesaikan permasalahan ini di tingkat lokal.
”Masalah sampah saat ini harus menjadi kesadaran masyarakat, dan pemerintahan tingkat desa ikut berperan menyelesaikan sampah di wilayahnya masing-masing,” ujarnya. (Radika Robi Ramdani)