Pegawai Titipan Menambah Beban Berat Finansial RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya

rumah sakit umum dr soekardjo
RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya di Jalan Rumah Sakit Nomor 33. (Rangga Jatnika/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya menghadapi tekanan finansial berat yang menyebabkan pemutusan kontrak puluhan pegawai non-ASN dan munculnya utang rumah sakit kepada distributor obat sebesar Rp 20 miliar.

Direktur RSUD dr Soekardjo, Budi Tirmadi, mengungkapkan bahwa kondisi keuangan rumah sakit memburuk akibat berbagai faktor, termasuk penurunan jumlah pasien dalam tiga bulan terakhir. Budi menjelaskan, defisit keuangan RSUD dipengaruhi oleh piutang dari berbagai pihak yang belum dibayarkan.

Piutang tersebut mencakup tunggakan Pemkot Rp 5 miliar, Pemkab Tasikmalaya 12,5 miliar juga pemerintah pusat Rp 600 juta dari sisa penanganan covid-19. Disusul pasien perorangan Rp 4 miliar yang terakumulasi sejak Tahun 2006. RSUD juga menghadapi pending klaim BPJS yang belum terselesaikan.

Baca Juga:Asyik! Bansos PIP 2025 Segera Cair, Simak Jadwal dan Cara Ngeceknya2024, Tahunnya H Amir Mahpud!

“Kami terus melakukan advokasi terkait klaim ini, sementara untuk piutang pemerintah daerah, kami sudah berkoordinasi melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD),” jelas Budi kepada awak media, Senin 6 Januari 2025.

Sebagai upaya mengatasi piutang yang terus membengkak, RSUD dr Soekardjo menghentikan layanan Jamkesda bagi pasien dari Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sejak 1 April 2024. Langkah ini diambil karena tidak adanya kejelasan pembayaran dari pihak Pemkab.

“Untuk piutang Pemkot, informasinya akan ada alokasi Rp 2 miliar di tahun 2025, meskipun belum seluruhnya. Sedangkan untuk piutang Pemkab, kami masih menunggu kepastian penganggaran tahun depan,” ujarnya.

Selain defisit, mantan wadir RSUD itu menjelaskan, pihak rumahsakit juga kini menghadapi tekanan dari distributor obat terkait utang yang dianggap sudah melewati batas toleransi. Meski begitu, pihak RSUD terus melakukan negosiasi agar ada toleransi tambahan.

“Kami juga meyakinkan bahwa anggaran 2025 sudah mencakup pembayaran piutang dan pengadaan obat,” ungkap dia.

Budi berharap, jika piutang dari pemerintah dan pihak terkait dapat segera dibayarkan, kondisi keuangan RSUD akan sedikit membaik.

Dengan langkah-langkah tersebut, RSUD dr Soekardjo berupaya memperbaiki kondisi keuangannya agar layanan kesehatan dapat tetap berjalan optimal di tengah tekanan finansial yang berat.

Baca Juga:Direktur RSUD dr Soekardjo Budi Tirmadi Ungkap Alasan PHK 56 PegawaiPersikotas Melaju ke Semifinal Liga 4 Seri Jawa Barat Usai Menang Dramatis 2-1 Lawan Maung Anom

“Jika ini masuk, setidaknya bisa mengurangi beban kami, terutama untuk menyelesaikan utang ke distributor obat,” pungkasnya. (Firgiawan)

0 Komentar