Kerja sama antara Kemendikdasmen dan Badan Gizi Nasional (BGN) sangat penting untuk memastikan bahwa bantuan makanan bergizi ini sampai kepada sasaran yang tepat.
Wamen Atip mengungkapkan bahwa dapur di setiap SPPG sudah memiliki standar yang sangat baik, mampu melayani 2.900 hingga 3.500 porsi makanan per titik lokasi.
Standar tersebut, menurutnya, akan diterapkan secara merata di seluruh Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil. Dengan begitu, makanan bergizi yang disiapkan untuk anak-anak akan sampai ke tangan mereka dengan kualitas yang terjaga.
Baca Juga:Inter Menelan Kekalahan Pahit dari AC Milan, Inzaghi: Kami Pulang untuk Menjilat LukaDi Bawah Conceicao, AC Milan Jadi Spesialis Pemberi Harapan Lalu Menghancurkan, Juventus-Inter Jadi Korban
Selain itu, Wamen Atip juga menyoroti pentingnya sistem distribusi makanan yang higienis dan terjamin kelancarannya. Program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, tetapi juga berdampak positif pada ekonomi lokal.
Banyak warga sekitar yang terlibat sebagai pekerja di SPPG, yang tentunya memberikan kontribusi pada perekonomian daerah setempat.
Fathi Farand Farahmir, seorang siswa SMP Negeri 2 Babakan Madang, menyampaikan kegembiraannya setelah menikmati makanan yang disediakan oleh program ini.
Ia mengungkapkan bahwa makanan yang disediakan sangat enak, terdiri dari nasi, ayam, tahu, sayur wortel, dan jeruk.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pendidikan dan Wakil Menteri atas upaya mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Program Makan Bergizi Gratis diharapkan dapat menjadi langkah besar dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Pemerintah optimis bahwa dengan memanfaatkan program ini, generasi muda Indonesia akan tumbuh menjadi generasi yang sehat, berdaya saing, dan memiliki karakter yang kuat. (*)