JAKARTA, RADARTASIK.ID – Dalam Konferensi Pers APBN Kita yang diadakan pada Senin, 7 Januari 2025, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas A M Djiwandono mengungkapkan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 berhasil dijaga pada level yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Defisit tersebut tercatat sebesar 2,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB), sebuah pencapaian yang bahkan lebih baik dibandingkan dengan proyeksi dalam outlook Semester I-2024 yang sebesar 2,70% PDB.
Menurut Wamenkeu, penurunan defisit ini disebabkan oleh dua faktor utama: kinerja penerimaan negara yang solid dan pengendalian belanja negara yang efektif.
Baca Juga:Stafsus Presiden Yovie Widianto dan Kemendikti Saintek Bahas Multiplier Effect Festival Musik untuk EkonomiInter Menelan Kekalahan Pahit dari AC Milan, Inzaghi: Kami Pulang untuk Menjilat Luka
Meski defisit berhasil ditekan, pemerintah tetap mampu menjaga kelangsungan program-program prioritas dan memastikan bahwa APBN tetap berfungsi sebagai penyangga (shock absorber) untuk melindungi daya beli masyarakat.
Hal ini menunjukkan keberhasilan pengelolaan anggaran yang efisien di tengah tantangan ekonomi global.
Lebih lanjut, Wamenkeu menambahkan bahwa pembiayaan utang pemerintah juga mengalami penurunan yang signifikan, mencapai Rp 91,5 triliun pada tahun 2024.
Penurunan ini merupakan hasil dari strategi pengelolaan utang yang terukur, didukung dengan pembiayaan non-hutang yang lebih produktif dan efektif.
Dalam hal ini, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tercatat sebesar Rp 45,4 triliun, yang akan menjadi bantalan penting untuk memperkuat buffer fiskal pada tahun 2025.
”(SILPA tersebut diharapkan) memberikan ruang yang lebih luas untuk menghadapi berbagai dinamika yang bisa terjadi di tahun 2025,” terang Wamenkeu Thomas dalam keterangan persnya, Selasa, 7 Januari 2025.
Dalam hal pembiayaan Surat Berharga Negara (SBN), Wamenkeu juga melaporkan bahwa kinerja pasar SBN tetap stabil meskipun terdapat ketidakpastian global.
Baca Juga:Di Bawah Conceicao, AC Milan Jadi Spesialis Pemberi Harapan Lalu Menghancurkan, Juventus-Inter Jadi KorbanAC Milan Juara Piala Super Italia, Rafael Leao: Apa yang Conceicao Katakan, Itu yang Saya Butuhkan
Pada tahun 2024, pasar SBN mencatatkan inflow sebesar Rp 34,59 triliun year-to-date (ytd), yang mencerminkan daya tarik SBN baik bagi investor domestik maupun asing.
Selain itu, yield SBN juga terjaga dengan baik berkat likuiditas pasar yang tetap terkontrol.
Lelang SBN sepanjang tahun 2024 juga menunjukkan hasil positif dengan rasio bid-to-cover sebesar 2,3 kali.
Wamenkeu menekankan bahwa stabilitas ekonomi domestik yang terus terjaga berkat fundamental makro ekonomi yang solid dan kinerja pemerintah dalam menjaga kredibilitas pengelolaan fiskal menjadi faktor kunci yang menarik minat investor.