”Selama lima menit di ruang ganti, saya jelas tidak memberikan pelukan atau ciuman kepada tim,” ucap Conceicao.
”Saya cukup marah karena mereka tidak melakukan apa yang saya minta atau persiapkan,” ujarnya.
”Saya melihat kelompok pemain yang rendah hati, tetapi kadang-kadang mereka kurang tekad untuk melangkah lebih jauh. Itu akan datang seiring waktu,” ungkapnya.
Baca Juga:Juventus Dikalahkan AC Milan, Locatelli: Saya Membuat Kesalahan yang Sangat MenentukanDedikasi Fauzan, Mahasiswa Polbangtan Bogor yang Menggali Potensi Lewat Organisasi dan Kepedulian Sosial
Dalam pandangannya, pemain perlu mendapatkan dorongan keras untuk mengeluarkan potensi maksimal, meskipun terkadang juga membutuhkan motivasi positif.
Menurut Conceicao, penting bagi tim untuk bekerja keras dan memiliki energi positif dalam mengejar tujuan bersama.
Ia menyatakan bahwa keberhasilan Milan dalam menerima pesan ini menjadi tanda bahwa mereka siap berkembang di bawah kepemimpinannya.
Strategi dan Tantangan di Depan
Momen krusial dalam pertandingan ini mungkin terjadi ketika Juventus menarik Dusan Vlahovic dan menggantikannya dengan Nico Gonzalez, sementara Milan memasukkan Tammy Abraham dan mengizinkan Alvaro Morata bermain lebih dalam.
”Morata bisa turun lebih dalam, sementara winger kami, Jimenez dan Pulisic, tidak melakukan apa yang saya inginkan di babak pertama, sehingga kami praktis tidak ada dalam serangan,” ungkap Conceicao.
”Saya bermain dengan formasi 4-4-2 selama bertahun-tahun. Kami mempersiapkan sesuatu yang berbeda, tetapi kami bisa menggunakan dua striker bersama di masa depan,” terangnya.
Hal ini memberikan dimensi baru dalam permainan Milan, yang akhirnya membuahkan hasil.
Baca Juga:Mahasiswa Polbangtan Bogor Berbagi Pengalaman Magang di Petrokimia GresikPelatih Baru AC Milan Sergio Conceicao Bebicara soal Kekuatan Juventus dan Anaknya yang Akan Jadi Lawan
Meskipun begitu, Conceicao menegaskan bahwa perjalanan Milan belum selesai. ”Saya senang, tapi kami belum mencapai apa pun. Kami hanya berada di final dan harus bersiap menghadapi Inter,” tambahnya.
Timnya kini harus mempersiapkan diri menghadapi Inter Milan di final Supercoppa Italiana.
Cedera Rafael Leao menjadi tantangan tambahan, meskipun ada kemungkinan sang pemain bisa kembali bergabung dalam latihan mendekati laga.
Emosi Keluarga di Tengah Lapangan
Momen emosional juga terjadi di luar pertandingan, ketika Conceicao bertemu putranya, Francisco, yang bermain untuk Juventus.
Francisco semula dijadwalkan masuk starting XI tetapi harus mundur karena cedera.