TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Capaian retribusi sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya tahun 2024 masih jauh dari target. Perubahan pola tagihan yang dilakukan tidak memperlihatkan ada peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan data DLH Kota Tasikmalaya, capaian retribusi sampah di tahun 2024 kemarin ada di angka Rp 1.698.432.000. Nilai capaian tersebut terbilang hanya di angka 41,13% dari target yakni Rp 4 miliar.
Di tahun sebelumnya, 2023, capaian retribusi pengangkutan sampah ada di angka Rp 1.645.339.000. Angka tersebut terbilang 42,46% dari target Rp 4 miliar yang ditetapkan.
Baca Juga:Masuk Tahun 2025, 51 Polisi di Polres Tasikmalaya Kota Dapat Pangkat BaruPegawai Jadi Tumbal Manajemen yang Buruk, RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya Menyicil Masalah
Di tahun 2024 kemarin, tarif retribusi sampah untuk pemukiman diubah menyesuaikan dengan KWH listrik yang terpasang. Sebelumnya tarif itu ditentukan oleh tingkatan jalan raya.
Dari realisasi capaian retribusi hasil perubahan pola tersebut tampaknya tidak menunjukan peningkatan signifikan. Di mana kenaikan hanya 1% dari capaian tahun sebelumnya.
Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kota Tasikmalaya Feri Arif Maulana mengatakan capaian retribusi sampah dengan pola tersebut diakui peningkatannya memang sedikit. Namun perubahan pola dilakukan lebih berkeadilan karena pemasangan KWH listrik berkolerasi dengan tingkat perekonomian warga. “Jadi tarif untuk warga ekonomi menengah ke bawah dan menengah ke atas berbeda, kalau sebelumnya kan disamaratakan ketika berlokasi di jalan yang sama,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (2/1/2025).
Di samping itu, pihaknya tidak bisa memungkiri jika pelayanan pengangkutan sampah masih belum menyeluruh dan maksimal. Sehingga pihaknya tidak bisa menuntut warga yang tidak terlayani untuk membayar retribusi. “Karena armada kita kan terbatas, jadi untuk warga yang belum terlayani tidak bisa kita wajibkan membayar retribusi,” imbuhnya.
Feri mengatakan bahwa kenaikan capaian retribusi tidak serta merta jadi prestasi untuk DLH. Karena di sisi lain pihaknya berupaya mengedukasi masyarakat untuk meminimalisir produksi sampah. “Ketika produksi sampah sedikit dan jumlah yang diangkut volumenya kecil tentu retribusinya juga akan berkurang,” katanya.
Kendati demikian, pihaknya juga tidak memungkiri soal keterbatasan pelayanan karena armada sering bermasalah. Ada pun langkah yang dilakukan yakni mengoptimalkan pelayanan dan juga penghimpunan retribusi kepada masyarakat. “Tetap kita lakukan evaluasi, untuk meningkatkan pelayanan, capaian retribusi dan edukasi pengelolaan sampah,” tuturnya.(rangga jatnika)