TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Puluhan hektare lahan sawah di Desa Kertamukti, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, mengalami serangan hama tikus yang mengakibatkan para petani gagal panen.
Kondisi tersebut menimbulkan keprihatinan mendalam karena telah terjadi selama empat musim berturut-turut tanpa solusi yang memadai.
Anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya dari Fraksi PPP, Karom, menyoroti ketidakseriusan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) dalam menangani masalah ini.
Baca Juga:Dipimpin Ketua Baru, TP PKK Kota Tasikmalaya Harus Berinovasi dan Berdaya Saing81.788 Wisatawan Nikmati Liburan Nataru di Kabupaten Tasikmalaya, Ekonomi Lokal Menggeliat
Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar wilayah Kecamatan Sukahening dan Ciawi telah terkena dampak serangan hama tikus.
Meskipun data valid mengenai luas lahan yang terdampak belum tersedia, perkiraan menunjukkan puluhan hektare sawah telah diserang.
Karom juga tengah menyiapkan video dokumentasi untuk dilaporkan kepada Menteri Pertanian guna menggambarkan langsung permasalahan di lapangan.
Menurutnya, kurangnya fasilitas seperti obat pembasmi tikus menjadi salah satu penyebab utama lambannya penanganan.
Ia menekankan bahwa empat musim gagal panen berturut-turut merupakan hal serius yang harus segera diatasi.
Jika dibiarkan, hal ini tidak hanya akan memperburuk kondisi pertanian tetapi juga mengancam perekonomian petani setempat.
”Saya berharap kepada pemerintah untuk turun ke lapangan melihat langsung kondisi padi di masyarakat,” ujarnya kepada Radartasik.id, Jumat, 3 Januari 2024.
Baca Juga:Angin Puting Beliung ”Mengamuk” Dua Kali di Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya, Puluhan Atap Rumah TerbangAngka Kematian Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Tasikmalaya Naik Drastis
”Perlu adanya upaya strategis untuk melakukan pencegahan terjadinya serangan hama tikus ini, kasihan petani yang menjadi korban. Sudah beberapa musim gagal panen,” ucapnya.
Salah satu petani setempat, Titin, mengaku pasrah menghadapi situasi ini.
Ia menceritakan bahwa selama empat musim terakhir, sawahnya terus diserang hama tikus meskipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan.
Menurut dia, para petani pernah menggunakan obat, tetapi tikus justru semakin banyak. Bahkan saat mencoba menutup lubang-lubang tikus dengan cangkul, tetap saja hasilnya nihil.
”Jadi pasrah tidak ada solusi. Saya minta bantuan, ini harus seperti gimana caranya untuk membasmi hama. Saya mengeluarkan modal tapi selalu rugi tidak ada hasilnya. Padahal ini padinya bagus, hanya saja masalahnya hama tikus,” tuturnya.
Titin menambahkan, upaya seperti memasang kantong plastik dan racun tikus juga tidak efektif.