GARUT, RADARTASIK.ID – Kabupaten Garut menjadi salah satu tujuan wisatawan dari berbagai daerah. Banyak pilihan destinasi wisata di kabupaten yang terkenal dengan dodolnya itu.
Berdasarkan informasi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, beberapa objek wisata di Kabupaten Garut penuh di libur Natal dan Tahun Baru kali ini. Bahkan kunjungan wisata ke Kabupaten Garut mencapai 135 orang.
“Data kunjungan wisatawan ke Garut mulai dari tanggal 25 Desember 2024 sampai dengan tanggal 1 Januari 2025 yang tercatat kurang lebih 135 ribu,” ucapnya, Jumat 3 Januari 2025.
Baca Juga:Pengunjung Taman Satwa Cikembulan Garut Membeludak, Feeding Hewan Masih Jadi Daya TarikPenumpang Kereta Api di Stasiun Banjar Meningkat, KA Pangandaran Masih Favorit
Ia menyebut, ribuan pengunjung ke Kabupaten Garut berkunjung ke 20 destinasi wisata. Baik yang dikelola pemerintah maupun swasta.
Luna menuturkan, target kunjungan wisata sendiri tahun 2024 berada pada kisaran 3 juta pengunjung. Pada realisasinya melebihi dari apa yang ditargetkan.
“Target kunjungan wisatawan ke Garut pada tahun 2024 adalah 3 juta, realisasinya yang tercatat adalah sebanyak 3,3 juta,” katanya.
Ia mengungkapkan, objek wisata paling banyak dikunjungi wisatawan ada dua objek wisata. Pertama yang dikelola pemerintah yakni objek wisata Situ Bagendit dan yang dikelola swasta yakni Taman Wisata Alam (TWA) Papandayan
“Satu hal lagi yang kami syukuri adalah tidak ada laporan laka laut selama libur Nataru ini,” lanjutnya.
Pada tahun 2025, pihaknya menargetkan kunjungan wisata ke Kabupaten Garut tembus 3,3 juta pengunjung. Tentu hal tersebut sesuai dengan kajian dan evaluasi dari kunjungan wisata di tahun 2024.
Terkait objek wisata yang masih terbilang sepi pengunjung terutama yang dikelola pemerintah pihaknya akan melakulan langkah-langkah.
Baca Juga:Desa Ini, Wilayah Terakhir di Garut yang Terima UGR Tol Getaci 2024Tepas Papandayan di Garut Mulai Dilirik Wisatawan Mancanegara
“Kami akan terus menata, memperbaiki dan melengkapi fasilitas yang diperlukan,” katanya.
Sedangkan untuk objek wisata yang dikelola swasta, hal tersebut menjadi kewenangan pihak pengelola. Pihaknya hanya berperan membina dan mengarahkan.
“Kecuali mereka meminta bantuan pemerintah, itu akan kami kaji lebih lanjut kemungkinannya,” pungkasnya. (Agi Sugiana)