Angin Puting Beliung ”Mengamuk” Dua Kali di Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya, Puluhan Atap Rumah Terbang

angin puting beliung
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tasikmalaya Dr H Mohamad Zen memberikan bantuan kepada korban angin puting beliung di Desa Sukaratu, Kecamatan Sukaratu, Kamis, 2 Januari 2025. (Diki Setiawan/Radartasik.id)
0 Komentar

Selain itu, Zen juga menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati, terutama saat hujan lebat, dan menghindari berlindung di bawah pohon.

Pemerintah daerah berkomitmen untuk membantu warga terdampak memulihkan kondisi mereka.

Selain itu, BPBD terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana dan pentingnya memahami informasi cuaca dari pihak berwenang.

”Yang jelas harus perkecil resiko yang mungkin terjadi. Kami percaya masyarakat sigap dan paham,” ungkap Zen.

Baca Juga:Hadapi BK Porprov Jabar, KONI Kabupaten Tasikmalaya Minta Cabor Maksimalkan LatihanPeluang Baru, Potensi Wisata di Kabupaten Tasikmalaya Harus Dikolaborasikan dengan Event Olahraga

Salah seorang warga Kampung Ciakar 2, Nurmala (28), menceritakan bahwa kejadian angin puting beliung pertama kali terjadi saat ia sedang makan bersama keluarga di halaman rumah.

”Saat kejadian, warga yang lain sedang berada di rumahnya, sebagian ada yang sedang tidur. Saya kebetulan sedang makan nasi liwet sambut tahun baru di halaman rumah bersama keluarga,” tutur Nurmala.

Ia menyaksikan angin yang awalnya berputar di atas, lalu turun dan menerjang atap rumah serta musala di sekitarnya.

Menurut dia, nasi liwet yang sedang dinikmati bersama keluarga pun tidak sempat habis karena keburu ada angin puting beliung.

”Jadi belum habis nasi liwetnya, ditinggal saja. Nasi liwetnya kena tanah dan kerikil karena disimpan di luar saat makan dan kena angin,” tuturnya.

Nurmala juga menyebut bahwa beberapa warga sempat merekam kejadian tersebut menggunakan telepon genggam.

”Awalnya (angin puting beliung) hanya satu kali, tetapi ada susulan angin puting beliung lagi yang kencang, yang menerjang atap rumah, atap musala parah, atapnya semua rusak,” terangnya. (Diki Setiawan)

0 Komentar