RADARTASIK.ID– Lagu Bunga Maaf yang dirilis tahun 2024 merupakan salah satu karya band Indie asal Jakarta The Lantis, yang menyentuh hati dengan liriknya yang penuh makna penyesalan dan harapan.
Lagu ini masuk ke dalam album dengan judul yang sama, Bunga Maaf, dan mengusung genre retro dan modern indie pop.
Lirik lagu ini ditulis oleh kolaborasi empat musisi berbakat, yaitu Rendy Pandugo, Giri Virandi, Ravi Rinaldy, dan Muhammad Rifzki Dzaky Fauzan.
Baca Juga:Sinopsis Film 2nd Miracle In Cell No. 7, Film yang Sukses Bikin Nangis PenontonInilah Deretan Pemenang Indonesian Music Awards 2024, ada Salma Salsabil, Tiara Andini hingga Lesti Kejora
Lagu “Bunga Maaf” menggambarkan rasa penyesalan mendalam dari seseorang yang telah melukai hati pasangannya di masa lalu. Luka yang ditinggalkan masih membekas, meskipun hubungan itu telah berlalu.
Dalam bait-bait awal, disebutkan bahwa luka tersebut mungkin masih ada, meski waktu terus berjalan dan semuanya terasa berbeda tanpa kehadiran orang yang dicintai.
Ada harapan tersembunyi di balik penyesalan, di mana si tokoh dalam lagu ini ingin mengulang waktu yang telah hilang. Ia menyadari bahwa egonya telah merusak hubungan mereka.
Permohonan maaf diungkapkan melalui simbol “bunga maaf,” yang sayangnya telah layu karena sikap keras kepala di masa lalu. Meski begitu, ia tahu bahwa segala upaya mungkin sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya.
Lagu ini memiliki pesan emosionla yang menyentuh secara universal tentang cinta, kehilangan, dan penyesalan.
Lagu ini mengingatkan pendengarnya bahwa kesalahan dalam hubungan sering kali sulit untuk diperbaiki jika dibiarkan terlalu lama. Sikap keras kepala dan ego yang terlalu besar dapat menjadi penyebab utama kehancuran suatu hubungan.
Berikut Lirik Lagu Bunga Maaf
Hai
Masihkah
Luka itu
Ada di sana
Yang ku Tinggalkan
Saat kita Masih bersama
Kini waktu terasa berbeda
Tanpa hadirmu
Keras hati yang dulu bicara
Berujung pilu
Andai Angin mengulang
Sebuah masa yang t’lah usang
Kan ku telan isi bumi hanya untukmu
Terima bunga maafku
Layu termakan egoku
Meski ku tahu
Tak bisa
Oh Mungkinkah Ada rindu
Dibalik benci itu
Yang perlahan
Menghilang Saat nyamanku tak lagi kau butuh
Kini waktu terasa berbeda