Tips Mengatasi Kendala Belajar Anak dengan Kolaborasi Guru dan Orang Tua

guru dan orang tua
Ilustrasi. (AI)
0 Komentar

”Ini menciptakan konsistensi dalam pendidikan anak, baik di sekolah maupun di rumah,” ucapnya kepada Radartasik.id,

Carmono SIP, Kasubag Tata Usaha pada UPTD PPA Dinas Sosial PPKB P3A Kabupaten Tasikmalaya, menambahkan bahwa peran guru dan orang tua sangat krusial dalam membentuk fondasi pendidikan yang kokoh bagi anak.

Orang tua tidak hanya berfungsi sebagai pengasuh, tetapi juga sebagai teman, pembimbing, dan guru pertama bagi anak-anak mereka.

Baca Juga:Aktivis Mahasiswa Tasikmalaya Khawatir dengan Dampak Kenaikan PPN 12% terhadap Ekonomi dan Daya BeliKisah di Balik 4 Bocah SD dari Manonjaya Bersepeda ke Kawah Galunggung: 7 Jam Dipandu Google Map, Tanpa Rem

Orang tua perlu mengajarkan konsekuensi dan pentingnya berkomunikasi, serta memberikan ruang bagi anak untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman-temannya.

Sementara itu, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar.

Guru yang cerdas harus mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik dan dapat mengakomodasi kebutuhan setiap siswa.

Dalam era pendidikan 4.0 yang mengedepankan konsep student-centered, guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat dalam proses belajar, sehingga mereka dapat menggali potensi mereka secara maksimal.

Guru yang baik juga harus bisa menjadi sumber inspirasi bagi siswa.

Mereka tidak hanya berfungsi sebagai panutan, tetapi juga sebagai motivator yang mampu memberikan semangat dan dukungan saat siswa menghadapi tantangan dalam belajar.

Sebagai mentor, guru harus dapat memberikan arahan dan bimbingan tanpa bersikap otoriter.

Baca Juga:Sudah Masuk Antrean Kemendagri, 9 Kecamatan Diusulkan Masuk DOB Tasikmalaya UtaraMeningkatkan Kesejahteraan Petani Kabupaten Tasikmalaya, Upland Hadir dengan Modal Pembiayaan yang Mudah

”Guru pintar sebagai entitas sosial harus bisa menunjukan rasa empati pada setiap siswanya. Sebab, empati guru juga merupakan bentuk penghargaan terhadap sisi kemanusiaan tiap siswa,” tutur Carmono. (Radika Robi Ramdani)

0 Komentar