Polbangtan Bogor Kembangkan Contract Farming, Kunci Sukses Milenial dalam Pertanian Modern

Contract Farming
Polbangtan Bogor melalui Millennial Agriculture Forum (MAF) menyelenggarakan diskusi bertema Contract Farming, Unit Bisnis Pertanian Modern pada Sabtu, 21 Desember 2024. (Polbangtan Bogor)
0 Komentar

BOGOR, RADARTASIK.ID – Dalam upaya mendorong pertanian modern, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor melalui Millennial Agriculture Forum (MAF) menyelenggarakan diskusi bertema ”Contract Farming, Unit Bisnis Pertanian Modern” pada Sabtu, 21 Desember 2024.

Kegiatan ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, seperti koperasi, pelaku agribisnis, dan pendamping pertanian, untuk membahas strategi peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani melalui pendekatan agribisnis berbasis teknologi.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyampaikan bahwa kolaborasi antara petani, koperasi, penyuluh, dan pemangku kepentingan lainnya merupakan kunci implementasi pertanian modern.

Baca Juga:Strategi Regenerasi Petani di Kabupaten Tasikmalaya Melalui Pengembangan SDM PertanianProgram K-Smart, Polbangtan Bogor dan EPIS Korea Selatan Buka Pelatihan Inovatif untuk Masa Depan Pertanian In

Dengan memanfaatkan teknologi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta jaminan pasar, kesejahteraan petani dapat terwujud sekaligus menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa MAF merupakan inisiatif strategis yang selaras dengan visi Kementan dalam memodernisasi sektor pertanian.

Forum ini dirancang untuk membekali generasi muda dengan wawasan tentang pentingnya agribisnis dalam menciptakan pertanian yang produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Pada edisi ke-47, MAF menghadirkan para praktisi contract farming, seperti Ketua Koperasi Kencana Derma Ayu, Direktur Pengembangan Agribisnis Paskomnas Indonesia, dan petani milenial alumni Polbangtan Bogor.

Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto, menjelaskan bahwa kendala utama petani adalah kurangnya fokus pada pengembangan pasar.

Ia berharap materi yang disampaikan dalam diskusi ini dapat memberikan inspirasi bagi generasi muda dalam mengelola jejaring dan kemitraan di sektor pertanian.

Ketua Koperasi Kencana Derma Ayu, H Taryono, menjelaskan bahwa koperasi mampu mengolah gabah hingga 10 ton per hari melalui Rice Milling Unit (RMU).

Baca Juga:Polbangtan Bogor Tingkatkan Kompetensi melalui Seminar Hasil Penelitian DosenKenali 5 Kunci Utama yang Akan Mengubah Hidup Selamanya, Mahasiswa Polbangtan Bogor Harus Tahu

Dari setiap 100 kg gabah kering, diperoleh sekitar 63-65 kg beras premium yang dipasarkan ke beberapa daerah seperti Cianjur, Bogor, dan Karawang.

Dengan harga beras premium mencapai Rp13.000-Rp14.000 per kilogram, pengelolaan koperasi ini menjadi model pertanian modern berbasis komunitas.

Soekam Parwadi, Direktur Pengembangan Agribisnis Paskomnas Indonesia, menekankan pentingnya pendekatan agribisnis berbasis pasar.

Ia menjelaskan bahwa keberhasilan pertanian modern tidak hanya ditentukan oleh produksi, tetapi juga oleh pengelolaan bisnis yang terintegrasi, berbasis teknologi, dan didukung oleh regulasi pemerintah yang efektif.

0 Komentar