GARUT, RADARTASIK.ID – DPD Perhimpunan Penggiat Angklung Indonesia (PPAI) Kabupaten Garut menggelar kegiatan Resital Tim Angklung Sangpendidik (Angklung’s Day) di Art Center Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut. Kegiatan itu upaya memperkenalkan kesenian angklung lebih luas.
Sekretaris Jenderal DPP PPAI Gunawan Undang mengatakan telah melaksanakan kegiatan pelatihan untuk instruktur sebagai upaya memperkenalkan angklung.
“Pelatihan instruktur angklung di berbagai daerah. Ternyata yang menonjol itu di Kabupaten Garut,” ucapnya, Senin 30 Desember 2024.
Baca Juga:Ribuan Orang Berebut 1.600 Formasi PPPK Garut, Masuk Tahap Tes CATDesa Ini, Wilayah Terakhir di Garut yang Terima UGR Tol Getaci 2024
Setelah itu, pihaknya mendirikan sanggar angklung yang bernama Sanggar Angklung Pendidikan di bawah pembinaan PPAI. Antusias di Kabupaten Garut pun luar biasa karena telah melampau target.
“Dari target 25 sanggar angklung untuk penguatan kelembagaan ternyata sudah 37,” katanya.
Pihaknya pun menjadikan dua wilayah sebagai percontohan pengembangan angklung di Jawa Barat. “Kami menjadikan Garut dan Cianjur sebagai percontohan untuk pengembangan angklung dari DPP PPAI,” lanjutnya.
Gunawan mengatakan, pada tahun 2025 pihaknya juga akan kembali menggelar kegiatan pelatihan untuk perajin angklung juga instruktur angklung. Sebab, ia menegaskan angklung memiliki nilai-nilai pendidikan.
Selain itu, pihaknya telah menggodok dan selesai membuat kajian akademik tentang angklung sebagai alat musik pendidikan. “Ini akan diusulkan ke dewan, ke depan diharapkan itu menjadi mulok di sekolah,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Luna Aviantrini, mengapresiasi kegiatan Angklung’s Day ini. “Karena ini pertama kali ada kegiatan untuk angklung,” ucapnya.
Ia menyebut, kegiatan itu luar biasa untuk kemajuan angklung ke depan di Kabupaten Garut. “Saya rasa cukup bagus sampai ke seluruh kecamatan ada, ke desa ada, berarti ini penggerak angklung, penggerak pendidiknya luar biasa kompak,” katanya.
Ia berharap angklung tetap eksis dan semakim dikenal, khususnya oleh generasi muda. “Karena ini kan bagian dari warisan budaya, kita pelihara dan lestarikan,” pungkasnya. (Agi Sugiana)