TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kabupaten Tasikmalaya menghadapi tantangan besar sepanjang tahun 2024 dengan total 481 kejadian bencana alam yang terjadi dari Januari hingga Desember.
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, kerugian material akibat bencana sepanjang 2024 tersebut mencapai Rp 6,3 miliar.
Berbagai bencana yang terjadi meliputi pergerakan tanah, tanah longsor, banjir, angin puting beliung, pohon tumbang, kebakaran, gempa bumi, hingga gelombang laut tinggi.
Baca Juga:Curahan Hati Pegawai RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya: Bagaimana dengan Anak dan Istri Saya?Dinas Kesehatan Dukung Pemutusan Kontrak Puluhan Pegawai RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya
Dampaknya tidak hanya merusak ratusan rumah, tetapi juga mengganggu infrastruktur seperti jalan, serta mengakibatkan kerusakan pada lahan pertanian, persawahan, dan perkebunan warga setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin, menyebutkan, khusus dari tanggal 1-27 Desember, tanah longsor menjadi bencana yang paling sering terjadi dengan 190 insiden, diikuti oleh cuaca ekstrem sebanyak 67 kejadian, gempa bumi 24 kali, pergerakan tanah 22 kejadian, banjir 15 kejadian, dan laporan kebakaran yang tercatat sebanyak 50 insiden serta 6 kejadian lainnya.
Selain itu, BPBD juga menangani 88 evakuasi sarang tawon, 10 penyelamatan hewan, lima penyelamatan manusia, dan satu insiden penyelamatan lainnya.
Kabupaten Tasikmalaya masuk dalam kategori wilayah rawan bencana di Jawa Barat, menempati urutan kedua setelah kabupaten lainnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama menjelang akhir tahun dan awal 2025, karena kondisi cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung hingga Februari-Maret.
”Dampak dari kejadian bencana tersebut di atas, jika ditotalkan (dari Januari-Desember) ada 481 kejadian bencana dengan kisaran kerugian mencapai Rp 6,3 miliar,” ungkap Nuraedidin kepada Radartasik.id, Jumat, 27 Desember 2024.
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya dari Fraksi Golkar, Asep Saepulloh, menegaskan pentingnya optimalisasi anggaran untuk penanganan bencana.
Baca Juga:Terduga Teroris di Sariwangi Tasikmalaya Langsung Dibawa Densus 88 ke Polda Jawa BaratIsu Radikalisme Menjadi Sorotan di Kecamatan Sariwangi Tasikmalaya, Remaja Diberi Pemahaman
Dengan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) yang mencapai Rp 30 miliar, pemerintah daerah dinilai mampu mengatasi kerugian yang ditimbulkan.
”Jadi sudah bisa tercover jika dampak bencana mencapai Rp 6,3 miliar,” tutur Asep.
Pemerintah daerah sudah mengantisipasi bencana melalui pengalokasian anggaran, baik secara formil maupun materil.
Namun, kewaspadaan masyarakat tetap menjadi kunci dalam menghadapi situasi cuaca ekstrem.
Selain alokasi anggaran, pemerintah juga terus meningkatkan kesiapsiagaan melalui program pembinaan kampung siaga bencana.