TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Para santri di Pesantren Roudhussa’adataen, Kampung Cigupit, Desa Pedangkamulyan, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, baru-baru ini mengikuti sebuah program edukasi mengenai pubertas yang diselenggarakan oleh Puskesmas Bojonggambir.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 23 Desember 2024, di lingkungan pesantren, dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang pubertas dan pencegahan seks bebas pada remaja.
Dalam acara tersebut, Doni Juliana SKM, seorang petugas Promosi Kesehatan (Promkes) dari Puskesmas Bojonggambir, bertindak sebagai pemateri.
Baca Juga:Sodonghilir Tasikmalaya Panen Umbi Naruto, Buka Peluang Ekspor Hingga ke JepangMenuju Akhir Tahun 2024, DPRD Kabupaten Tasikmalaya Targetkan Tiga Ranperda Rampung
Doni menjelaskan bahwa metode edukasi yang digunakan dalam penyuluhan ini mencakup permainan interaktif dan ceramah.
Selain itu, para peserta juga diberikan buku bacaan yang berkaitan dengan kesehatan sebagai tambahan materi.
Doni mengungkapkan bahwa salah satu hal yang menarik dalam kegiatan ini adalah antusiasme yang sangat baik dari para santri.
Selama sesi permainan dan diskusi, para santri terlibat aktif, bahkan saat sesi tanya jawab berlangsung.
Hal ini menunjukkan bahwa para peserta sangat tertarik dan bersemangat untuk memahami materi yang disampaikan.
Menurut Doni, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk memberikan pembinaan kesehatan bagi remaja di lingkungan pendidikan non-formal, seperti pesantren.
”Dengan mengemas metode edukasi yang menarik, diharapkan sasaran dapat lebih memahami materi yang disampaikan,” ungkap Doni kepada Radartasik.id.
Baca Juga:Garansi Baterai Seumur Hidup? Mobil Listrik Wuling Bikin Hati Tenang!Bukan Hanya Kecantikan, ZAP Clinic Tasikmalaya Bantu Para Penyandang Disabilitas
Melalui edukasi tersebut, tujuan utama yang ingin dicapai adalah memberikan wawasan kepada para santri tentang pentingnya mempersiapkan diri dengan baik menghadapi masa pubertas.
Masa pubertas bukan hanya mengubah tubuh, tetapi juga memengaruhi emosi dan psikologi remaja.
Oleh karena itu, penting bagi santri untuk siap menghadapi segala perubahan yang terjadi, baik itu fisik maupun emosional.
Doni juga menambahkan bahwa selain meningkatkan pemahaman tentang pubertas, edukasi ini berfungsi untuk memberikan pendampingan kepada santri agar mereka dapat melindungi diri dari pengaruh buruk yang ada di luar sana.
Dengan perkembangan teknologi, gadget kini menjadi bagian dari kehidupan remaja, yang sering kali membawa dampak negatif, baik dalam hal perilaku maupun pola pikir.
Di akhir penyuluhan, Doni berharap agar para santri dapat lebih siap dan mandiri dalam menghadapi masa pubertas mereka.