TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pariwisata di Tasikmalaya, Jawa Barat, dinilai memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Namun, sejumlah kendala, seperti minimnya sinergi antarpihak dan kurangnya inovasi, masih menghambat perkembangan sektor ini.
Hal tersebut disampaikan Ketua Komunitas Tour Leader Tasikmalaya, Barirosdi Amrulloh.
Barirosdi menyebutkan bahwa Tasikmalaya, yang terbagi menjadi Kota dan Kabupaten, menyimpan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa.
Baca Juga:Apple Dikabarkan Siap Bangun Pabrik di Bandung dan Batam, Larangan Penjualan iPhone 16 Segera Dicabut?Pemerintah Bakal Hapus Utang UMKM di Bank BUMN Tahun 2025, Skemanya Begini
“Kabupaten Tasikmalaya memiliki gunung, hutan, pantai, dan tradisi budaya, sementara Kota Tasikmalaya mendukung dengan fasilitas seperti hotel, stasiun, dan pusat perbelanjaan,” jelasnya, Minggu Desember 2024.
Meski begitu, data kunjungan wisatawan dalam tiga tahun terakhir menunjukkan hasil yang belum optimal.
Untuk Kota Tasikmalaya, tercatat 2.367.980 kunjungan, sementara Kabupaten Tasikmalaya mencapai 2.216.071.
“Namun, wisatawan mancanegara masih sangat minim, sehingga target objek wisata perlu dievaluasi,” katanya.
Menurut Barirosdi, kendala utama pengembangan pariwisata adalah kurangnya sinergi antara pemerintah kota, kabupaten, dan masyarakat.
“Pariwisata sering kali hanya dijadikan proyek pembangunan tanpa fokus pada inovasi dan kebutuhan pasar. Padahal, dengan kajian yang matang, peluang pengembangan sangat besar,” ujarnya.
Ia juga menyoroti perlunya strategi baru, seperti menyesuaikan dengan tren wisata global yang tetap mempertahankan ciri khas lokal, mendorong regulasi yang mendukung usaha masyarakat, serta pengembangan SDM di sektor pariwisata.
Barirosdi berharap, dengan sinergi dan inovasi, Tasikmalaya dapat menjadi destinasi unggulan yang dikenal secara nasional dan internasional.
Baca Juga:Pinjaman Online Langsung Cair! Inilah Lima Kredit Tanpa Agunan dengan Limit Ratusan JutaLPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPR Kencana
“Kualitas SDM sangat penting, bukan hanya di pemerintahan, tetapi juga di masyarakat, akademisi, dan praktisi,” tegasnya. (Firgiawan)