TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di tengah era pertanian modern, seorang petani milenial di Desa Margaluyu, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, berhasil menunjukkan bahwa beternak burung puyuh bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
Dede Zaenal Taufik, petani yang memulai usaha ternak puyuh ini, telah mengelola sekitar 1.000 ekor burung puyuh dan mampu memproduksi hingga 10 kilogram telur puyuh per hari.
Dede memulai usaha budi daya burung puyuh ini baru enam bulan yang lalu.
Baca Juga:Kondisi Terkini, Pemain Fiorentina Edoardo Bove Jalani Operasi Pemasangan Defibrillator InternalAkhirnya Buka-bukaan, Bonucci Ungkap Alasan Tinggalkan Juventus dan Gabung AC Milan
Dalam perjalanannya, ia telah melihat perkembangan yang cukup pesat, dengan permintaan telur puyuh yang terus meningkat, terutama dari pedagang di pasar lokal sekitar Manonjaya.
”Seiring berjalannya waktu, peternakan ini akan ditambah lagi bibit puyuhnya. Mengingat pesanan dari pada pedagang di pasar semakin banyak,” ujar Dede kepada Radartasik.id, Rabu, 11 Desember 2024.
Menurut Dede, salah satu alasan ia memilih ternak burung puyuh adalah karena komoditas ini sangat digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari balita hingga lansia.
Selain itu, usaha ternak puyuh memiliki tingkat balik modal yang cukup cepat, dan bagi Dede, beternak unggas adalah sebuah hobi yang memberikan kepuasan tersendiri.
Ia mengungkapkan bahwa modal awal yang dikeluarkan untuk memulai usaha ini sekitar Rp 15 juta, yang digunakan untuk membeli kandang, pakan, dan perlengkapan lainnya.
Setiap hari, Dede dapat menghasilkan 10 kg telur puyuh, dengan harga jual sekitar Rp 30.000 hingga Rp 32.000 per kilogram.
Meskipun demikian, ia berharap agar harga telur puyuh tidak terus mengalami penurunan, karena saat ini harga telur puyuh di pasaran telah turun menjadi Rp 21.000 per kg.
Baca Juga:Jelang Liga Champions, Antonio D’Ottavio Mundur dari Jabatan Direktur Olahraga AC MilanBukan Kaleng-Kaleng, Fonseca Sadar Betul Akan Prestise AC Milan di Liga Champions
Dede mengungkapkan bahwa penurunan harga telur ini membuat peternak seperti dirinya merugi, sementara harga pakan yang terus meningkat membuat beban produksi semakin berat.
Ia juga menambahkan bahwa cuaca yang tidak menentu memengaruhi produksi telur puyuh, mengingat burung puyuh cukup sensitif terhadap perubahan cuaca dan suara bising.
Dede berharap pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, bisa memberikan dukungan lebih kepada peternak untuk memastikan kestabilan harga dan keberlanjutan usaha mereka.