Lapor Pj Wali Kota Tasikmalaya Asep Sukmana, Sudah 50 Hari Warga di Ciangir Alami Pencemaran Lingkungan!

Pj wali kota tasikmalaya, pencemaran lingkungan, tpa ciangir
Pj Wali Kota Tasikmalaya Asep Sukmana
0 Komentar

“Air sumur ini satu-satunya yang kami andalkan, karena belum ada jaringan air bersih dari pemerintah. Kami berharap pemerintah segera turun tangan untuk menguji kelaikan air ini. Kalau memang tercemar, kami butuh solusi cepat,” tambah Wawan, warga lainnya.

Hingga kini warga masih menanti langkah konkret dari pemerintah kota untuk menyelesaikan permasalahan ini. Warga berharap pemerintah bertindak cepat, mengingat masalah ini menyangkut kesehatan dan kesejahteraan mereka. “Kalau kami terus menggunakan air tercemar, efeknya bisa lebih buruk, apalagi bagi anak-anak dan lansia,” lanjut Wawan.

Pemerintah Kota Tasikmalaya sendiri mengklaim telah melakukan berbagai upaya untuk menangani pencemaran air di Tamansari.

Baca Juga:Memenuhi Unsur! Kasus Dugaan Money Politic Pilkada Kota Tasikmalaya Siap Masuk Penyidikan3 Pedagang dan 32 Botol Miras Diamankan Polres Tasikmalaya Kota dalam Operasi Pekat Lodaya 2024

Seperti mengadakan rapat koordinasi lintas sektor hingga survei lapangan. Namun, hingga saat ini hasil investigasi belum dipublikasikan.

“Kami DLH tidak diam menangani pencemaran ini ya. Pertama, telah menaburkan probiotik setiap minggu untuk mengurangi kadar polutan yang, memang air tidak semata-mata berubah menjadi bening. Tapi dengan adanya penaburan probiotik yang sudah tersertifikasi, itu bisa mengurangi polutannya, pencemarannya,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Deni Diyana beberapa waktu lalu.

Deni juga mengakui kondisi instalasi pengolahan air limbah (IPAL) TPA Ciangir yang saat ini tidak dalam kondisi mumpuni. Sehingga mengakibatkan kebocoran limbah yang mengalir ke sungai.

Ia beralasan masalah ini juga disebabkan terus bertambahnya volume sampah, sementara kapasitas kolam IPAL tak mampu lagi menampungnya.

“Memang kondisi IPAL saat ini kan istilahnya, sampah setiap hari kan bertambah. Kondisi IPAL-nya itu belum ada pengembangan. Sehingga, kemungkinan memang limpasan dari IPAL tersebut masuk ke air permukaan di pemukiman di bawahnya. Namun demikian Dinas Lingkungan Hidup telah merencanakan beberapa upaya dan telah melaksanakan juga menebarkan probiotik dan memasukkan ecoenzyme di sekitar sampah dan juga IPAL,” paparnya. (K31/ Ayu Sabrina)

0 Komentar