TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sudah 50 hari warga di Kampung Sinargalih, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya mengeluhkan kondisi pencemaran lingkungan.
Hingga membuat sejumlah warga sekitar mengeluhkan gatal-gatal pada tubuh mereka, terutama di area punggung hingga dekat area vital.
Gejala ini diduga disebabkan oleh penggunaan air sumur yang tercemar. Sebab warga biasa menggunakan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, dan memasak.
Baca Juga:Memenuhi Unsur! Kasus Dugaan Money Politic Pilkada Kota Tasikmalaya Siap Masuk Penyidikan3 Pedagang dan 32 Botol Miras Diamankan Polres Tasikmalaya Kota dalam Operasi Pekat Lodaya 2024
Namun entah kenapa, hingga kini Pemerintah Kota Tasikmalaya seakan “abai” mengenai keluhan masyarakat tersebut. Bahkan hingga kini tidak ada langkah konkrit dari pemerintah termasuk para wakil rakyat yang duduk di DPRD Kota Tasikmalaya.
Padahal ada sekitar 12 orang anggota dewan yang berasal dari daerah pemilihan (dapil) III meliputi Kecamatan Tamansari. Tapi keluhan masyarakat di wilayah Ciangir tersebut terkesan “kurang” didengar”.
Warga sekitar pun berharap adanya Pj Wali Kota Tasikmalaya baru Asep Sukmana, bisa mendengarkan keluhan sekaligus mendatangi lokasi agar bisa mencarikan solusi bagi warga sekitar.
“Kami tak tahu lagi harus meminta bantuan siapa, saya dengar Pj wali kota ada pergantian. Kami harap pak Pj yang baru bisa membantu kami menyelesaikan ini (pencemaran, Red),” kata Umar warga sekitar saat ditemui Radar, Selasa 5 Desember 2024.
Menurutnya, gejala gatal-gatal mulai dirasakan olehnya dan anggota keluarga lain dalam beberapa minggu terakhir.
“Awalnya kami kira cuma iritasi biasa, tapi makin lama, ruam dan gatalnya semakin parah. Hampir semua tetangga di sini mengalami hal yang sama,” paparnya
Warga menduga pencemaran air sumur ini berasal dari limbah TPA Ciangir serta aktivitas industri di Pabrik Daur Ulang Plastik, yang lokasinya tak jauh dari pemukiman. Namun, hingga kini, belum ada uji laboratorium untuk memastikan kualitas air yang mereka gunakan.
Baca Juga:Potensi Kenaikan UMK Melebihi 6,5%, Dorong Pembagian Sektor Tenaga Kerja di Kota TasikmalayaInvestor Luar Negeri Siap Masuk, Kadin Kota Tasikmalaya Sudah Tandatangani Kerja Sama Investasi
Menurut dia, kondisi itu sudah berlangsung cukup lama, terutama sejak air sumur yang mereka gunakan mengalami perubahan warna akibat pencemaran.
“Kondisi gini udah dari lama. Pokoknya sejak air di sumur yang biasa dipakai warga itu berubah seperti sekarang,” katanya.
Hal ini juga diperkuat oleh pengakuan Wawan, warga lainnya yang tinggal tidak jauh dari TPA Ciangir. Ia menyebut bahwa selama ini warga memang biasa menggunakan air sumur, lantaran tak ada sumber air bersih yang bisa mereka gunakan. Daerah Tamansari sendiri diketahui sebagai salah satu wilayah yang kerap kesulitan air bersih.