TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sejumlah warga di Kelurahan Tamansari kembali mengeluhkan gatal-gatal pada tubuh mereka, terutama di area punggung hingga dekat area vital. Gejala ini diduga disebabkan oleh penggunaan air sumur yang tercemar. Warga biasa menggunakan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, dan memasak.
Menurut Umar, salah satu warga, gejala gatal-gatal mulai dirasakan olehnya dan anggota keluarga lain dalam beberapa minggu terakhir.
“Awalnya kami kira cuma iritasi biasa, tapi makin lama, ruam dan gatalnya semakin parah. Hampir semua tetangga di sini mengalami hal yang sama,” ujarnya saat ditemui Radar, Selasa 5 Desember 2024.
Baca Juga:7 Aplikasi Berbasis AI yang Cocok untuk Edit Video dengan Cepat dan MudahUBK Tasikmalaya Edukasi Remaja tentang Pencegahan Kanker Serviks
Warga menduga pencemaran air sumur ini berasal dari limbah TPA Ciangir serta aktivitas industri di Pabrik Daur Ulang Plastik, yang lokasinya tak jauh dari pemukiman. Namun, hingga kini, belum ada uji laboratorium untuk memastikan kualitas air yang mereka gunakan.
Menurut dia, kondisi itu sudah berlangsung cukup lama, terutama sejak air sumur yang mereka gunakan mengalami perubahan warna akibat pencemaran.
“Kondisi gini udah dari lama. Pokoknya sejak air di sumur yang biasa dipakai warga itu berubah seperti sekarang,” katanya.
Hal ini juga diperkuat oleh pengakuan Wawan, warga lainnya yang tinggal tidak jauh dari TPA Ciangir. Ia menyebut bahwa selama ini warga memang biasa menggunakan air sumur, lantaran tak ada sumber air bersih yang bisa mereka gunakan. Daerah Tamansari sendiri diketahui sebagai salah satu wilayah yang kerap kesulitan air bersih.
“Air sumur ini satu-satunya yang kami andalkan, karena belum ada jaringan air bersih dari pemerintah. Kami berharap pemerintah segera turun tangan untuk menguji kelaikan air ini. Kalau memang tercemar, kami butuh solusi cepat,” tambah Wawan, warga lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, warga masih menanti langkah konkret dari pemerintah kota untuk menyelesaikan permasalahan ini. Warga berharap pemerintah bertindak cepat, mengingat masalah ini menyangkut kesehatan dan kesejahteraan mereka. “Kalau kami terus menggunakan air tercemar, efeknya bisa lebih buruk, apalagi bagi anak-anak dan lansia,” lanjut Wawan.