BANJAR, RADARTASIK.ID – Rekapitulasi perhitungan suara Pilkada Kota Banjar 2024 telah selesai. Namun pada prosesnya masih menyisakan problematika, yakni menurunnya angka partisipasi pemilih.
Pemerhati pemerintahan dan politik Sidik Firmadi SIP, MIP menilai, jumlah golput atau pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Kota Banjar 27 November 2024 lalu menjadi perhatian banyak pihak.
“Hal itu karena hampir di seluruh daerah jumlah golput rata-rata menyentuh angka 30 persen lebih. Termasuk di Kota Banjar,” ucapnya, Rabu 4 Desember 2024.
Baca Juga:Ribuan Orang Berebut 1.600 Formasi PPPK Garut, Masuk Tahap Tes CATPorkot Perdana di Kota Banjar Dimulai, Empat Kontingen Akan Bersaing
Dia menjelaskan, saat rekapitulasi perhitungan suara oleh KPU Kota Banjar terlihat jumlah partisipasi pemilih mengalami penurunan sebesar 9 persen.
Sehingga total angka golput di Kota Banjar sebanyak 29 persen. Angka golput tersebut menurut hematnya cukup tinggi untuk Kota Banjar.
Terlebih Kota Banjar yang memiliki luas wilayah kecil dan kondisi geografis yang tidak terlalu sulit atau masih mudah di jangkau.
“KPU Kota Banjar wajib melakukan evaluasi atas masalah golput tersebut. Sehingga pada Pilkada 2029 yang akan datang angka golput dapat diturunkan,” tegasnya.
Menurutnya, indikator utama pemilu atau pilkada yang sukses adalah dengan tingginya angka partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih. Artinya golputnya sedikit atau minimal di bawah 20 persen.
Selanjutnya, evaluasi yang wajib dilakukan KPU Kota Banjar sebaiknya fokus pada dua aspek. Pertama, terkait aspek usia, kira-kira angka golput paling banyak disumbang oleh kelompok masyarakat dengan usia berapa.
Sehingga ke depan pada kelompok-kelompok usia tersebut dapat diberikan perhatian lebih agar mereka mau menggunakan hak pilihnya.
Baca Juga:Teror Lempar Batu Membuat Resah Warga di Kota BanjarSekda Kota Banjar Tanggapi Soal Pencatutan Nama, Handphone Miliknya Ikut Kena Hack
“Kedua, terkait aspek teknis, misalnya apakah angka golput dikarenakan masih ada masyrakat yang tidak mendapatkan undangan atau masyarakat yang merantau ke luar atau terdapat penyebab lainnya,” pungkasnya.
Sidik berharap setelah KPU Kota Banjar melakukan evaluasi dan telah menemukan sumber masalah angka golput, maka harus segera menyusun langkah-langkah strategis untuk menangani masalah tersebut. (Anto Sugiarto)