Alumni SMP Tasik Tahun 1976 Ajak Tingkatkan Pariwisata dan Kebersamaan

ALUMNI ANGKATAN SMP 1976
Suasana silaturahmi SLTP angkatan tahun 1976 di Kamandara Resto, Mangkubumi Kota Tasikmalaya, Rabu (4/12/2024). (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Alumni SMP angkatan tahun 1976 di Tasikmalaya menggelar acara silaturahmi akbar di Kamandara Resto pada Rabu (4/12/2024).

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 250 orang dari berbagai SMP di Tasikmalaya, baik yang ada di wilayah kota maupun kabupaten.

Rubi Rubiandini, salah satu perwakilan alumni 1976 menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar reuni, melainkan wadah mempererat hubungan lintas sekolah dan wilayah.

Baca Juga:7 Aplikasi Berbasis AI yang Cocok untuk Edit Video dengan Cepat dan MudahUBK Tasikmalaya Edukasi Remaja tentang Pencegahan Kanker Serviks

Menurut Rudi, konsep ini sengaja dirancang untuk menjalin kebersamaan di antara mereka yang dulu mungkin tidak saling mengenal, tetapi kini merasa lebih akrab karena memiliki pengalaman masa kecil yang seirama.

“Kalau reuni itu mengumpulkan yang pernah kenal. Ini judulnya silaturahmi. Silaturahmi mah yang dulunya tidak kenal karena kita seumuran jadi ngobroĺnya nyambung. Jadi seketika sekarang makin dikumpulkan, makin didekatkan, maka mereka merasa ini sebuah keberuntungan karena mencari teman itu tidak mudah yang ngobrolnya nyambung,” tutur Rudi.

Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini mengungkapkan bahwa salah satu faktor keberhasilan acara ini adalah pemanfaatan WhatsApp Group yang diberi nama “Grup Sahabat”.

Menurutnya, kata Sahabat memiliki arti yang dalam daripada kata teman. Di mana seorang sahabat itu mampu menjadi sosok yang perhatian, saling membantu, serta saling menghargai perbedaan.

Grup ini menjadi wadah komunikasi aktif yang tidak hanya menjaga hubungan, tetapi juga menciptakan suasana nyaman tanpa membahas isu-isu sensitif seperti perbedaan agama atau politik.

Adapun terkait penggunaan kata Sahabat, ia menuturkan bahwa kata tersebut memiliki arti yang lebih daripada kata teman. Di mana seorang sahabat itu mampu menjadi sosok yang perhatian, saling membantu, serta saling menghargai perbedaan.

“Dia kemudian toleransi kalau ada sesuatu maka grup itu tidak boleh membicarakan perbedaan agama, perbedaan politik, sehingga nyaman. Makanya diskusi di situ banyak juga memberi saran satu sama lain, masukan, dan lain sebagainya,” tutur pria yang kini bekerja sebagai dosen di Universitas Pertamina Jakarta.

Baca Juga:Kerjasama DJPK dan LPPM Unsil, BUMDes Goes to Campus Dorong Kemajuan Ekonomi DesaSurat Terbuka Nurhayati untuk Warga Kota Tasikmalaya Pasca Pelaksanaan Pilkada 2024, Baca Yuk!

Melalui grup ini pula, berbagai ide dan inisiatif positif terus berkembang. Mulai dari rencana pengajian hingga diskusi ringan mengenai isu-isu lokal, semuanya mengalir tanpa jadwal yang mengikat.

0 Komentar