Cerita Pendaki Jarambah QC Tasikmalaya 20 Hari di Gunung Balease

Pendaki gunung, jarambah tasikmalaya, gunung balease
Komunitas Pecinta Alam Jarambah QC usai Tasyakur si Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya atas selesainya ekspedisi Ewako Karoue yang dilaksanakan oleh 3 pendakinya yang sempat lost conta t di Gunung Balease.
0 Komentar

Situasi mulai tak terkendali ketika sampai di pos 6 di mana terjadi lost kontak. Mereka pun sempat dibingungkan dengan kondisi trek yang tidak sesuai. “Di post 6 sempat muter dan heran muter-muter disini, apakah track saya salah atau gimana,” katanya.

Di situlah terjadi lost contact sampai akhirnya mereka dinyatakan hilang. Namun dirinya tidak merasa tersesat karena pada akhirnya bisa kembali menemukan trek pendakian untuk pulang.

Tantan punya perkiraan bahwa keterlambatan mereka dengan komunikasi yang terputus akan membuat heboh tim di bawah. Hanya saja dia tidak mengira kondisi itu membuat heboh secara nasional melalui pemberitaan.

Baca Juga:Demo Berjilid-Jilid Lawan Money Politic di Pilkada Kota Tasikmalaya, Aktivis Siap Membuktikan!Tiga Pendaki Gunung Balease Kembali Pulang ke Tasikmalaya

Pada perjalanan turun, posisi Maman dan Yudi berada di depan sedangkan Tantan di belakang. Hal itu sudah menjadi kebiasaan karena Tantan memang terbiasa berjalan lambat. “Ibarat sniper, pelan tapi sampai tujuan,” katanya.

Ditambah lagi, kondisi kaki Tantan lecet karena menggunakan sepatu berair. Hal itu semakin memperlambat langkahnya yang berada jauh di belakang 2 rekannya.

Maman dan Yudi bertemu dengan Tim Sar di pos 4 pada Senin sore (sekitar pukul 15.00 WITA. Sedangkan Tantan sekitar bertemu dengan Tim SAR keesokan harinya pukul 08.00 WITA.

Dalam kondisi itu, Tantan tidak merasa tersesat apalagi hilang dengan bekal terbatas. Dia pun bingun menyebutkan momen pertemuan dengan Tim SAR yang mencari mereka, antara bertemu atau ditemukan karena dia memang sedang persiapan dan peregangan untuk melanjutkan perjalanan pulang.

“Ketika sudah packing pas lagi senam, eh tahunya orang BPBD pertama datang, KPA datang, baru Jarambah sama Basarnas,” katanya.

Pada prinsipnya, dirinya mengaku optimis bisa sampai ke bawah meskipun terlambat. Maka dari itu, sebagai pendaki dia tidak merasa kapok untuk pendakian yang lebih ekstrem sekalipun. “Tidak (kapok), Desember 2025 nanti rencananya ke Leuser,” ucapnya.

Jika diperhitungkan, ketiga pendaki itu berada selama 20 hari di pegunungan. Meskipun dengan pembekalan terbatas, mereka mampu bertahan meskipun sempat dinyatakan hilang.

Baca Juga:Korban Pembunuhan! Perempuan Kaos Barbie Asal Sleman Dua Kali Dieksekusi Sebelum Dibuang di TasikmalayaHasil Penghitungan Pilkada Kota Tasikmalaya Sudah Muncul, Tinggal Menunggu Penetapan

Terlepas asumsi tersesat atau hilang ini menjadi kontroversi. Pihaknya meminta maaf dan berterima kasih atas empati dari semua pihak yang mempedulikan keselamatan mereka.(rangga jatnika)

0 Komentar