TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya turut berpartisipasi dalam pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk pemakaian sarung tenun terbanyak oleh ASN.
Kegiatan ini digelar melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Kabupaten Tasikmalaya pada Jumat, 22 November 2024.
Acara berlangsung di halaman kantor Dinas KUKM Perindag Kabupaten Tasikmalaya dan diikuti secara virtual oleh 27 kota/kabupaten se-Jawa Barat.
Baca Juga:bank bjb Perkuat Sinergi dengan TNI AL Melalui Penandatanganan PKS Layanan PerbankanInovasi dan Teknologi Pertanian, Polbangtan Bogor Jawab Tantangan Global
Kegiatan ini merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam rangka mengampanyekan program Bangga Buatan Indonesia (BBI).
Pemecahan rekor MURI pemakaian sarung tenun tersebut sekaligus menjadi momentum pelestarian budaya lokal, seperti disampaikan oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin.
Dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual, Bey menjelaskan bahwa sarung, khususnya sarung tenun Majalaya, merupakan simbol kesederhanaan, kerapian, dan kesantunan.
Menurut Bey, pemakaian sarung tenun juga menjadi cara menghormati warisan budaya dan mendorong kemajuan ekonomi daerah.
Kegiatan ini dinilai sebagai bukti nyata komitmen masyarakat Jawa Barat dalam menjaga identitas budaya sembari mendukung program nasional untuk mencintai produk lokal dan berwisata di dalam negeri.
Sekretaris Dinas KUKM Perindag Kabupaten Tasikmalaya, Yayah Wahyuningsih, menyampaikan rasa bangganya atas keterlibatan dalam pemecahan rekor ini.
Ia menilai acara tersebut sebagai wujud nyata dukungan terhadap gerakan BBI.
Baca Juga:Era Baru Aprindo, Solihin Siap Transformasi Ritel IndonesiaTingkatkan Kompetensi Generasi Muda, Pemdes Cibalanarik Tasik Gelar Pelatihan Jurnalistik dan Content Creator
Yayah mengungkapkan bahwa sekitar 30.000 ASN di Jawa Barat berpartisipasi mengenakan sarung tenun, menjadikan kegiatan ini tidak hanya perayaan budaya tetapi juga langkah nyata dalam memberdayakan pengrajin lokal.
Lebih lanjut, Yayah berharap kegiatan semacam ini mampu meningkatkan apresiasi terhadap karya pengrajin sarung tenun serta mendorong lebih banyak masyarakat untuk menggunakan produk lokal.
Ia menegaskan bahwa mendukung produk lokal berarti turut menggerakkan perekonomian bangsa dan melestarikan kekayaan budaya Nusantara.
”Semoga semangat cinta produk lokal ini terus menyebar dan menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia,” ungkap Yayah.
Pemecahan rekor ini menjadi tonggak sejarah yang menunjukkan keselarasan antara pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Melalui acara ini, Jawa Barat membuktikan komitmennya dalam menjaga tradisi sekaligus menciptakan peluang ekonomi bagi para pengrajin di era modern. (Radika Robi Ramdani)