Kaki Para Pemain Sepak Bola Diikat, Warga Desa Margaluyu Tasikmalaya Antusias Ikut Turnamen Berhadiah Domba

Warga Desa Margaluyu
Warga Desa Margaluyu, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, mengikuti turnamen sepak bola dengan kaki diikat beberapa waktu lalu. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Desa Margaluyu, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya kembali menggelar turnamen sepak bola yang berbeda dari biasanya.

Karang Taruna Tunas Mulia, organisasi kepemudaan setempat, menyelenggarakan ajang ”Cihideung Cup III”, sebuah turnamen sepak bola unik dengan aturan kaki pemain diikat.

Kegiatan ini berlangsung di Lapangan Cihideung sejak 18 November 2024 dan memperebutkan hadiah berupa domba hingga uang tunai.

Baca Juga:bank bjb Perkuat Sinergi dengan TNI AL Melalui Penandatanganan PKS Layanan PerbankanInovasi dan Teknologi Pertanian, Polbangtan Bogor Jawab Tantangan Global

Faisal Rahmadiana, Ketua Karang Taruna Tunas Mulia Desa Margaluyu, menjelaskan bahwa turnamen ini diadakan untuk memperingati dua momen penting, yaitu Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan 2024.

Selain itu, acara ini bertujuan sebagai sarana mempererat silaturahmi antar pemuda di wilayah Desa Margaluyu dan sekitarnya.

Faisal juga menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari program tahunan Karang Taruna untuk menyatukan pemuda di Kampung Cihideung Tengah, Dusun Cihideung, dan wilayah lainnya.

Turnamen ini diikuti oleh 16 tim yang berasal dari berbagai kampung di Kecamatan Manonjaya tanpa batasan usia.

Setiap tim terdiri dari lima pemain inti dan empat pemain cadangan.

Sistem pertandingan yang digunakan adalah dua babak masing-masing berdurasi 15 menit dengan sistem gugur ganda.

Faisal berharap kegiatan ini terus dilanjutkan sebagai salah satu agenda tahunan untuk memperkuat persatuan pemuda di desa.

Baca Juga:Era Baru Aprindo, Solihin Siap Transformasi Ritel IndonesiaTingkatkan Kompetensi Generasi Muda, Pemdes Cibalanarik Tasik Gelar Pelatihan Jurnalistik dan Content Creator

Warisan Tradisi yang Sarat Filosofi

Dian Cahyadinata, Kepala Desa Margaluyu, mengungkapkan bahwa sepak bola ikat kaki atau bola tali sudah menjadi tradisi di desa ini sejak tahun 1970-an.

”Pertandingan antarkampung ini bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi antar kampung dan juga menggiatkan para pecinta sepak bola,” ungkapnya kepada Radartasik.id.

Dian menambahkan bahwa permainan ini sangat unik karena sulit ditemukan di tempat lain, menjadikannya sebagai bagian tak terpisahkan dari kearifan lokal Desa Margaluyu.

Sepak bola ikat kaki tidak hanya menarik karena aturannya yang unik, tetapi juga karena nilai filosofi yang terkandung di dalamnya.

Kaki pemain yang diikat melambangkan pentingnya kerja sama tim, keahlian, dan ketekunan dalam menghadapi berbagai rintangan.

Filosofi ini mengajarkan bahwa dengan segala keterbatasan, tujuan bersama tetap dapat dicapai melalui kolaborasi dan semangat juang.

0 Komentar