TBC di Ciamis Capai 2.927 Kasus, 80 Orang Meninggal

tbc
Layanan kesehatan Kabupaten Ciamis kampanyekan Gerakan Indonesia Akhiri TBC di media sosial. (Fatkhur Rizqi/Radartasik.id)
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Penemuan kasus tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Ciamis mencapai 2.927 orang dengan 80 diantaranya meninggal dunia per Oktober 2024. Data ini dicatat oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ciamis. Tingginya angka kasus ini menuntut langkah pencegahan dan penanganan yang lebih optimal.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Ciamis, Edis Herdis, mengingatkan pentingnya deteksi dini untuk mencegah penularan dan memastikan pengobatan yang tepat.

“Sebetulnya, semua penyakit ini dapat menimbulkan kematian. Akan tetapi, khusus TBC, kalau tidak tertangani dengan betul bisa mengakibatkan kematian. Sehingga ketika ada yang positif TBC harus ditangani dengan baik agar bisa sembuh,” ungkapnya, Rabu (20/11/2024).

Baca Juga:Gebyar Mewarnai dan Pentas Seni Wadahi Kreativitas Anak, Siswa RA Kawalu Unjuk BakatIni Pesan Mendalam Ketua KPU Kota Tasikmalaya Bagi Pasangan Calon!

Edis menjelaskan bahwa TBC dapat menyebar dengan cepat melalui percikan ludah, terutama jika tidak segera ditangani. Ia mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan jika mengalami gejala seperti batuk lebih dari tiga minggu, keringat dingin di malam hari, penurunan berat badan, dan berkurangnya nafsu makan.

“Ketika mengalami gejala seperti TBC tersebut, segera periksa ke layanan kesehatan supaya dapat diperiksa. Biasanya untuk mengeceknya lewat dahak,” tambahnya.

Edis juga menjelaskan bahwa pengobatan TBC memerlukan kepatuhan selama enam bulan. TBC terbagi menjadi dua jenis, yaitu TBC sensitif obat dan TBC resistensi obat. “Karena tingginya penemuan kasus penyakit TBC di Ciamis, diharapkan tertangani dengan pengobatan teratur dan terawasi sehingga nantinya dapat disembuhkan,” ujarnya.

Untuk mendukung deteksi dini, Dinkes Ciamis melibatkan 37 puskesmas dan sejumlah klinik yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Ciamis. Ia juga mendorong partisipasi keluarga pasien TBC untuk memeriksakan diri guna memutus mata rantai penularan.

Lebih lanjut, Edis mengusulkan agar desa membentuk kader terampil untuk mengedukasi warga terkait risiko TBC dan pentingnya pemeriksaan. “Oleh karena itu, perlu peran pemerintah desa untuk dapat memberdayakan masyarakat agar mau memeriksakan diri ketika memiliki gejala TBC atau ada yang serumah positif TBC,” tegasnya.

Dengan kolaborasi lintas sektor, Edis optimistis angka kasus TBC di Kabupaten Ciamis dapat ditekan dan pengobatan dapat dilakukan secara efektif untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa. (Fatkhur Rizqi)

0 Komentar