TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kolaborasi DLH dengan ulama untuk edukasi masalah sampah jangan sekadar wacana. Namun harus ada kejelasan juga soal kemitraan supaya kedua pihak sama-sama diuntungkan.
Ketua Lembaga Penyelamat Lingkungan Hidup Indonesia (LPLHI) Mugni Anwari menyambut baik soal wacana kolaborasi DLH dengan ulama. Menurutnya peran ulama memang akan sangat berpengaruh jika diajak kerja sama untuk menyadarkan masyarakat. “Saya dukung kerja sama dengan ulama, karena bisa menyentuh warga dari sisi agama,” ucapnya.
Kendati demikian, peranan ulama ini lebih kepada edukasi saja, bukan pada teknis pengelolaan sampah. Di mana penanganan sampah bisa jadi materi dakwah kepada masyarakat. “Lebih kepada edukasi, bukan dilibatkan dalam teknis pengelolaan sampahnya,” terangnya.
Baca Juga:Dinyatakan Melanggar Netralitas, 1 ASN Guru SMA Negeri di Kota Tasikmalaya “Dilaporkan” ke BKNNekat Mau Maling Motor Saat Momen Kampanye Akbar Pasangan Calon Pilkada Kota Tasikmalaya
Selain itu perlu juga ada kejelasan kemitraan yang dibangun, bukan sekadar komunikasi secara lisan. Supaya baik pemerintah atau pun ulama, pesantren atau pengurus masjid tidak dirugikan. “Namanya kemitraan kan harus sama-sama mendapatkan manfaat,” katanya.
Ditambah lagi, pemerintah juga harus berkomitmen dalam hal jadwal pengangkutan dan kesiapan armada. Jangan sampai, warga sudah tertib menempatkan sampah atau bahkan memilahnya, namun pengangkutan masih bermasalah. “Jangan sampai menumpuk karena telat diangkut, jadinya bau dan membuat lingkungan malah tercemar,” ucapnya.
Pasalnya, saat ini keterbatasan armada masih menjadi persoalan dari Dinas Lingkungan Hidup dalam pengangkutan sampah. Akn sangat wajar jika ada kekhawatiran pemerintah sendiri yang kurang mampu menjalin kolaborasi ini. “Kalau pemerintah belum mampu, ya lebih baik jangan,” katanya.
Sebelumnya, Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kota Tasikmalaya Feri Arif Maulana mengakui bahwa memang pihaknya belum melakukan kolaborasi dengan alim ulama. Namun gagasan tersebut dia sambut baik dan akan dia tindak lanjuti. “Sangat bisa jika kita kolaborasi dengan pesantren dan pengurus masjid,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (12/11/2024).
Untuk langkah awal pihaknya akan melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan Forum Pondok Pesantren (FPP) dan juga Dewan Masjid Indonesia (DMI). Supaya ada kesamaan persepsi dalam penanganan sampah di lingkungan. “Jadi kita samakan persepsi dulu, bahwa menjaga lingkungan bukan sebatas membuang sampah pada tempatnya,” terangnya.