TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ketiga pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya kembali berpartisipasi dalam debat kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Tasikmalaya di Alhambra Hotel & Convention, Sabtu malam, 16 November 2024.
Debat kali ini mengangkat tema yang cukup berat, yakni tentang “Strategi Meningkatkan Daya Saing Melalui Transformasi Ekonomi dan Good Government”.
Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya, Ami Imron Tamami, menjelaskan bahwa tema yang diangkat dalam debat kedua pilkada ini adalah tentang upaya meningkatkan daya saing daerah melalui transformasi ekonomi yang didukung oleh pemerintahan yang baik.
Baca Juga:Cetak Gol Pertamanya untuk Italia, Sandro Tonali: Tim Benar-Benar Percaya Diri dan SantaiDi Lorenzo Ungkap Kunci Keberhasilan Italia, Kebebasan Taktis yang Membingungkan Lawan
Menurutnya, ketiga pasangan calon mampu menguasai dan memberikan jawaban yang memadai terhadap tema yang diajukan.
”Karena sebelumnya paslon sudah mengetahui temanya sehingga mereka bisa mempersiapkan dengan baik pada saat debat calon,” ungkap Ami.
Oleh karena itu, mereka dapat memberikan paparan yang jelas dan terstruktur mengenai konsep dan program yang mereka rencanakan jika terpilih menjadi pemimpin Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam kesempatan itu, Ami juga berharap masyarakat dapat menilai visi dan misi yang disampaikan oleh setiap paslon.
Dengan begitu, masyarakat diharapkan bisa memilih pasangan calon yang paling tepat untuk memimpin Kabupaten Tasikmalaya dalam lima tahun mendatang.
Sementara itu, pengamat politik, sosial, dan pemerintahan, Asep M Tamam, memberikan penilaian positif terhadap debat tersebut.
Ia menyebutkan ada empat indikator penting yang membuat debat ini berjalan dengan baik.
Baca Juga:Italia Tunjukkan Semangat Tak Terkalahkan, Buongiorno Ditugasi Bikin Lukaku Mati KutuDebut Luar Biasa Bersama Italia, Nicolo Rovella Merasa Sangat Dihargai Luciano Spalletti
Pertama, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh setiap Paslon sangat baik, dan mereka mampu menyampaikan pemaparan dengan lugas.
Kedua, format debat yang lebih baik, karena kali ini ada sesi dialog antarpasangan calon yang memperkaya isi debat.
Indikator ketiga, Asep menilai bahwa tidak ada pasangan calon yang menggunakan teks atau naskah saat menyampaikan gagasan mereka. Semua calon tampak menguasai materi dengan baik.
Terakhir, pada sesi penutupan, Asep mengapresiasi sikap para paslon yang memberikan edukasi politik kepada masyarakat.
Mereka bahkan saling meminta maaf sebagai bentuk kedewasaan politik dalam menyikapi perbedaan.
Namun, Asep juga menyoroti bahwa pemaparan yang disampaikan oleh paslon terkesan terlalu ideal.