TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Puluhan anggota komunitas motor Vario dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) XTC Cipatujah, XTC Karangnunggal, dan XTC Cikalong mengikuti tes Voluntary Counseling and Testing (VCT) untuk mendeteksi status HIV/AIDS.
Kegiatan pada Kamis, 14 November 2024, berlangsung di Aula Puskesmas Cipatujah dan bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih tentang pentingnya deteksi dini terhadap HIV/AIDS.
Azizah, salah satu petugas dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tasikmalaya, menjelaskan bahwa tes ini dilaksanakan dengan kerja sama antara KPA dan Puskesmas Cipatujah.
Baca Juga:Cetak Gol Pertamanya untuk Italia, Sandro Tonali: Tim Benar-Benar Percaya Diri dan SantaiDi Lorenzo Ungkap Kunci Keberhasilan Italia, Kebebasan Taktis yang Membingungkan Lawan
Dari total 55 peserta yang hadir, 54 orang mengikuti tes. ”Terdapat salah seorang yang tidak mau dites dengan alasan takut jarum suntik,” ujarnya kepada Radartasik.id, Jumat, 15 November 2024.
Dalam kesempatan tersebut, selain tes VCT, dilakukan pula sosialisasi mengenai pencegahan HIV/AIDS, khususnya di kalangan remaja di wilayah Tasikmalaya Selatan.
Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang peran remaja dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
Lebih lanjut, tenaga medis yang terlibat dalam kegiatan ini memberikan edukasi mengenai cara penularan HIV, pentingnya deteksi dini, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil.
Setiap peserta yang mengikuti tes terlebih dahulu mendapatkan konseling untuk memahami risiko dan manfaat dari tes tersebut. Hasil tes diberikan secara pribadi dan dijaga kerahasiaannya.
Azizah berharap, melalui tes VCT ini, kesadaran para remaja mengenai pentingnya menjaga kesehatan dapat meningkat.
Selain itu, ia juga mengharapkan pengurangan stigma terhadap orang yang hidup dengan HIV/AIDS.
Baca Juga:Italia Tunjukkan Semangat Tak Terkalahkan, Buongiorno Ditugasi Bikin Lukaku Mati KutuDebut Luar Biasa Bersama Italia, Nicolo Rovella Merasa Sangat Dihargai Luciano Spalletti
Remaja diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang aktif dengan memberikan edukasi kepada teman sebaya mereka tentang pentingnya pencegahan HIV/AIDS serta mengedepankan informasi yang benar.
Lebih jauh lagi, kegiatan ini juga menyediakan layanan kesehatan lainnya, seperti pemeriksaan gula darah secara gratis dan penyuluhan mengenai pencegahan seks bebas, yang diharapkan dapat mendukung upaya pencegahan HIV/AIDS secara lebih luas. (Radika Robi Ramdani)