BOGOR, RADARTASIK.ID – Kementerian Agama (Kemenag) telah mengadakan review terhadap soal Imtihan Wathani atau ujian akhir Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Berstandar Nasional untuk jenjang Wustha dan Ulya.
Langkah ini dilakukan guna memastikan pelaksanaan ujian pada tahun 2025 memiliki kualitas yang lebih baik serta dapat menjangkau seluruh santri di Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Agama, Faried F Saenong, dalam kegiatan review soal di Bogor pada Rabu, 13 November 2024.
Baca Juga:Kembali Menukangi AS Roma untuk Ketiga Kalinya, Claudio Ranieri: Siap! Kavaleri datang!Iwan-Dede Berupaya Saingi Dominasi Incumbent di Dapil 1 Kabupaten Tasikmalaya, Berbagai Kartu Dikenalkan
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said, serta beberapa tokoh pendidikan, seperti reviewer utama Muhson Nawawi, Ulinnuha, dan Zainal Muttaqin.
Faried menjelaskan bahwa proses review ini bertujuan agar soal ujian yang disusun dapat diakses dengan baik oleh santri di seluruh Indonesia.
Salah satu aspek penting yang diulas adalah penggunaan istilah atau bahasa yang lebih universal dan tidak terlalu spesifik pada suatu daerah atau tradisi pesantren tertentu.
”Tujuannya supaya soal lebih mudah dipahami oleh santri di berbagai daerah,” ungkap Faried F Saenong saat kegiatan Review Soal Imtihan Wathani PDF tingkat Wustha dan Ulya seperti dikutip situs resmi Kemenag RI.
Selain itu, Faried menekankan pentingnya pengakuan dan penanganan terhadap berbagai perbedaan yang ada, agar tidak menjadi penghambat dalam proses pendidikan.
Ia menegaskan bahwa perbedaan-perbedaan tersebut harus diakui dan dikelola dengan baik agar tidak menjadi penghalang dalam pelaksanaan ujian.
Sebagai akademisi dengan pengalaman luas, Faried menambahkan bahwa Kemenag berkomitmen untuk terus mengembangkan pendidikan diniyah formal melalui penyusunan dan evaluasi soal imtihan wathani, sejalan dengan visi dan misi Asta Cita yang mengedepankan kehidupan harmonis dan toleran.
Baca Juga:Claudio Ranieri Comeback Lagi ke Roma, Mampukah Ia Membawa Perubahan di Tengah Gejolak?Kisah Perjalanan Pahit Karier Legenda Inter Adriano: Saya Menangis di Bahu Moratti
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said.
Ia menegaskan bahwa soal ujian akhir PDF memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari ujian nasional pada lembaga pendidikan lain.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena keilmuan PDF berbasis kitab kuning dan model evaluasinya yang khas.
Sementara itu, Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma’had Aly, Mahrus eL-Mawa, menambahkan bahwa ujian akhir PDF berstandar nasional tahun 2025 akan diikuti oleh 11.076 santri dari 138 lembaga pendidikan diniyah formal di berbagai daerah.