Marco Materazzi dan Refleksi Tentang Inzaghi, Mourinho, Zidane, dan Takdir Italia di Piala Dunia

Materazzi
Marco Materazzi, legenda Inter. (Marco Materazzi/Instagram)
0 Komentar

MILAN, RADARTASIK.ID – Legenda sepak bola Italia, Marco Materazzi, mengungkapkan pandangannya mengenai masa depan Simone Inzaghi, hubungannya dengan Jose Mourinho, dan kenangan tentang kemenangan Piala Dunia 2006 yang ikonis bersama Italia.

Dalam sebuah wawancara di Italian Football Podcast, Materazzi, yang kini telah pensiun, mengulas pengalaman panjangnya di sepak bola, dari level klub hingga internasional, serta mencermati situasi terkini di Serie A.

Materazzi berharap Simone Inzaghi tetap menjadi pelatih Inter meski ada ketertarikan dari Liga Premier Inggris.

Baca Juga:Daftar 30 Aktor Drama Korea Teratas November 2024: Siapa yang Mengalahkan Siapa?Fans AS Roma Menyambut Kembalinya Claudio Ranieri di Bandara, Syal Klub Dikalungkan

Dia melihat Inzaghi sebagai sosok yang belum selesai mengukir prestasi di Inter, terutama setelah berhasil membawa tim itu ke Liga Champions dengan hasil yang menjanjikan, termasuk menahan imbang Manchester City 0-0 dan mengalahkan Arsenal 1-0.

”Saya adalah penggemar Inter. Saya berharap dia tetap di Inter karena pekerjaannya belum selesai di sana,” ungkap Materazzi seperti dikutip Football Italia.

Namun, spekulasi tetap beredar bahwa klub-klub Inggris seperti Arsenal dan Manchester United mungkin tertarik pada Inzaghi. ”Saya pikir dia cocok untuk Premier League,” jelas Materazzi.

Materazzi menyatakan bahwa walaupun Arteta adalah salah satu pelatih terbaik di Premier League, Arsenal bisa menjadi destinasi yang tepat bagi Inzaghi.

Meski demikian, ia tidak menampik bahwa Inzaghi juga cocok untuk Manchester City jika Pep Guardiola memutuskan hengkang.

Selain Inzaghi, Materazzi juga menyinggung momen-momen berkesan bersama Jose Mourinho ketika mereka bersama-sama membawa Inter meraih Treble pada 2010.

Pelukan eratnya dengan Mourinho pascakemenangan final Liga Champions menjadi viral, mencerminkan hubungan erat antara pemain dan pelatih.

Materazzi merasa kehilangan ketika Mourinho meninggalkan Inter usai laga tersebut.

Baca Juga:Perubahan Besar Ujian Diniah, Kemenag Review Soal agar Mudah Dipahami Santri Seluruh IndonesiaKembali Menukangi AS Roma untuk Ketiga Kalinya, Claudio Ranieri: Siap! Kavaleri datang!

Baginya, Mourinho adalah sosok yang tidak hanya membawa kedisiplinan dan strategi ke dalam tim, tetapi juga menghadirkan kebahagiaan di ruang ganti.

Materazzi pernah memohon Mourinho untuk bertahan, tetapi menyadari bahwa pelatih asal Portugal tersebut sudah memiliki keputusan lain.

Meski sedih, Materazzi mengakui pengaruh besar Mourinho dalam membangun tim juara.

”Tapi dia (Mourinho) tidak pernah menatap mata saya selama dua minggu itu, jadi saya sudah mengerti semuanya sebelum final dimainkan,” ujar Materazzi.

0 Komentar