TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Aktuvis HMI menilai para kandidat di Pilkada Kota Tasikmalaya belum menunjukkan harapan dan optimisme. Sehingga tidak terlihat peranan mereka mampu memberikan dampak kemajuan yang signifikan.
Para calon wali kota idealnya bisa meyakinkan publik bahwa kepemimpinannya akan mampu memberikan harapan kemajuan daerah. Namun di pandangan sebagian aktivis, hal itu belum bisa diperlihatkan oleh para kandidat.
Seperti diungkapkan aktivis HMI Cabang Tasikmalaya yang menilai visi misi dan program kandidat relatif standar. Rata-rata tawaran yang dikedepankan adalah insentif dan bantuan. “Jadi cenderung iming-iming supaya dipilih saja,” ucapnya.
Baca Juga:Ada Perubahan Pola Di Debat Kedua Pilkada Kota Tasikmalaya Hari Ini, Paslon Harus Hemat DurasiHari Ini Debat Final Pilkada Kota Tasikmalaya, Berharap Pasangan Calon Mampu Berdebat Adu Gagasan
Padahal dirinya berharap kandidat bisa menawarkan optimisme bahwa Kota Tasikmalaya akan lebih baik ke depannya. Salah satunya dengan visi misi yang memang memberikan harapan. “Jadi belum ada yang meyakinkan kalau programnya akan bisa membawa kemajuan untuk Kota Tasikmalaya,” terangnya.
Belum lagi jika berbicara praktik-praktik politik yang penuh intrik dalam melakukan pemenangan. Di mana kandidat dan tim penanganan melakukan hal-hal yang relatif kurang etis. “Belum bisa menghapuskan pandangan praktik politik yang kotor,” ucapnya.
Hal serupa diungkapkan oleh aktivis dari Badko HMI Jawa Barat Fiki Ardiansyah. Dia melihat tidak ada program yang dipaparkan secara mendetail dan spesifik dari para kandidat. “Rata-rata programnya bersifat umum, tidak ada yang spesifik dan menarik,” tuturnya.
Apalagi melihat penampilan para kandidat di debat publik pada 2 November 2024 kemarin. Tidak ada figur yang betul-betul menonjol dan memberikan optimisme Kota Tasikmalaya akan lebih maju. “Penyampaian visi misi saja pakai teks, memang hal sederhana tapi mengecewakan,” ucapnya.
Dirinya khawatir hal ini membuat masyarakat pada akhirnya memilih bukan karena kepantasan atau kompetensi, namun karena faktor lain. Lebih parah lagi jika sampai malas memilih karena merasa merasa bingung. “Kalau sudah begini, Pilkada Kota Tasikmalaya jadi kurang berkualitas,” ucapnya.(rangga jatnika)