CIAMIS, RADARTASIK.ID – Organisasi Aktivis Mahasiswa Ciamis yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengkritisi debat terbuka pasangan calon bupati dan wakil bupati Ciamis pada 12 November 2024.
Menurut PMII, acara yang seharusnya menjadi forum penajaman visi dan misi ini justru lebih menyerupai talk show tanpa ada perdebatan substansial.
Ketua PC PMII Kabupaten Ciamis, Muhamad Rifa’i, menyatakan bahwa debat ini dipenuhi retorika tanpa solusi konkret.
Baca Juga:Herdiat-Yana Targetkan Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7 Persen dan Bakal Wujudkan ASN Bebas KorupsiWujudkan Masyarakat Peduli KB, Dosen UBK Gelar Pengabdian kepada Masyarakat
“Meski acara tersebut direncanakan sebagai sebuah forum yang seharusnya menggali gagasan dan solusi, nyatanya debat tersebut lebih banyak menyajikan retorika kosong. Sebab tidak terhubung dengan langkah konkret,” ujarnya kepada wartawan, Rabu 13 November 2024.
Rifa’i menilai jawaban pasangan calon tunggal dalam debat tidak memberikan solusi jelas bagi permasalahan di Kabupaten Ciamis.
Ia menyoroti bagaimana paslon hanya menyampaikan narasi normatif seperti pembangunan berkelanjutan, peningkatan kualitas SDM, dan pertumbuhan ekonomi, namun tanpa dasar data yang jelas.
“Misalnya, terkait dengan pembangunan berkelanjutan, paslon berencana untuk membentuk forum pentahelix ‘Ciamis Maju’, tetapi ini justru berpotensi menjadi simbolisme kosong yang tidak memberikan dampak nyata,” tambahnya.
Terkait target pertumbuhan ekonomi yang diklaim paslon lebih dari 7 persen, Rifa’i menganggap hal itu sulit dicapai mengingat kondisi fiskal daerah yang sangat terbatas.
“Data ekonomi selama tiga tahun terakhir menunjukkan rata-rata pertumbuhan hanya sekitar 4,5 persen. Ciamis sangat bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat dan provinsi, sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat minim,” jelasnya.
Lebih lanjut, konsep ekonomi hijau yang seharusnya menjadi bagian penting dari pembangunan berkelanjutan, kurang digali dalam debat ini.
Baca Juga:Man 1 Tasikmalaya Sabet Gelar Juara Umum POSMA Tingkat Kabupaten Tahun 2024Guru di Kota Tasikmalaya, Ada Surat dari Hj Nurhayati, Baca Yuk Isinya Apa!
“Ekonomi hijau tidak hanya tentang pengelolaan lingkungan, tetapi juga mencakup prinsip kesejahteraan, keadilan antar generasi, dan keberlanjutan ekologis. Di Ciamis, penerapan ekonomi hijau dapat menjadi solusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujar Rifa’i.
Tagline “Tuntaskan” yang diusung paslon juga menjadi sorotan. PMII menilai tagline ini tidak jelas dan bahkan menciptakan kesan kejenuhan atas kepemimpinan yang sudah berlangsung selama lima tahun terakhir.