TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebanyak 48 kepala sekolah dasar (SD) di Kota Tasikmalaya dibekali penguatan manajerial selama dua hari, pada 13-14 November 2024 di Hotel Amaris, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.
Salah satu materinya ialah Strategi Pengelolaan Komunikasi dengan Media Massa dalam Krisis dan Isu Negatif, yang disampaikan oleh Dewan Redaksi/Koordinator Tim Konvergensi Media Radar Tasikmalaya Group, Tiko Heryanto.
Dalam pemaparannya selama 30 menit, jurnalis senior itu menyampaikan bahwa kepala sekolah mesti memiliki cara berkomunikasi yang baik. Lantaran apa yang disampaiknnya kepada media, akan dibaca, didengar, dilihat oleh khalayak publik.
Baca Juga:Herdiat-Yana Targetkan Pertumbuhan Ekonomi di Atas 7 Persen dan Bakal Wujudkan ASN Bebas KorupsiWujudkan Masyarakat Peduli KB, Dosen UBK Gelar Pengabdian kepada Masyarakat
“Bagaimana mereka memperlakukan atau memberikan jawaban kepada jurnalis. Rata-rata informasi yang penting disampaikan butuh nilai utuh, jelas, sebab publik butuh informasi yang jelas. Pola nya tadi sudah dijelaskan. Besok akan berlanjut tips dan trik kepala sekolah agar tidak gagap memberikan informasi,” kata Tiko, Rabu 13 November 2024.
Dirinya sempat mendengar keluhan saat kepala sekolah harus menghadapi isu negatif. Bingung menghadapi situasi, yang sekaligus diminta menerangkannya kepada publik melauli media massa. Beberapa ditemukannya, tak benar-benar meminta informasi melainkan mencoba melakukan pemerasan.
Kendati demikian, Tiko mengatakan bahwa guru dan kepala sekolah jangan lantas ‘alergi’ dengan wartawan. Justru menurutnya para kepala sekolah harus bisa menyampaikan pesan dengan baik, jika yang diminta memang kepentingan informasi untuk publik.
“Media yang benar itu yang sudah terverfiikasi di dewan pers. Bapak ibu bisa tinggal dicek di sana. Media yang benar bisa mengakui kesalahan. Dimana letak kesalahannya, itu dicari antara bapak ibu dan media tersebut,” terang Tiko.
Terpisah Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Indra Risdianto, menerangkan kelas singkat selama dua hari ini, bertujuan untuk memupuk jiwa kepemimpinan 48 kepala sekolah yang baru bertugas selama setahun itu.
“Muatan materinya seperti bagaimana menjadi seorang pemimpin, menjalin suatu kekeluargaan di sekolah. Terus juga bagaimana menghadapi apabila sekolah ada permasalahan. Bagaimana menciptakan sekolah itu yang akuntabel. Dan tentunya agar sekolah bisa maju dan berprestasi,” jelas Indra.