Untuk itu, tim dosen UBK melalui program pengabdian kepada masyarakat memberikan solusi untuk penanganan masalah masyarakat tersebut yakni peningkatan cakupan pelayanan Keluarga Berencana melalui program Malika (Masyarakat Peduli KB).
“Sasarannya adalah PUS/WUS unmet need dan 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, dan Terlalu Banyak),” ujarnya.
Bentuk kegiatannya adalah pembentukan dan pembekalan terhadap tim Malika (Masyarakat Peduli KB) sebagai upaya meningkatan pengetahuan dan keterampilan konseling tim yang pada akhirnya masyarakat berperan aktif dalam memberikan informasi dan konseling tentang KB.
Baca Juga:Man 1 Tasikmalaya Sabet Gelar Juara Umum POSMA Tingkat Kabupaten Tahun 2024Guru di Kota Tasikmalaya, Ada Surat dari Hj Nurhayati, Baca Yuk Isinya Apa!
Diberikan juga materi pada pembekalan tentang metode kontrasepsi antara lain pil kontraselsi, suntik, IUD, implant, MOW dan MOP.
PUS dan WUS 4T yang berperilaku unmet need menjadi prioritas garapan, yaitu kelompok tidak ingin anak lagi, dan ingin anak tapi ditunda. Terhadap kelompok tersebut perlu dilakukan edukasi untuk mencari penyebabnya sehingga dapat diberikan solusi dengan menggunakan kontrasepsi modern.
“Hal ini tentu saja tidak lepas dari keterlibatan komponen yang ada di masyarakat seperti puskesmas, tokoh masyarakat, PLKB, petugas KUA dan kader posyandu,” ujarnya.
Tim Dosen UBK melaksanakan sosialisasi Malika kepada kader posyandu dan sasaran ditiap kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Bantar, memberikan pemahaman tentang pentingnya perencanaan keluarga melalui program KB, pembentukkan tim Malika di setiap kelurahan, sosialisasi Malika kepada kader posyandu dan sasaran ditiap kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Bantar, memberikan pemahaman tentang pentingnya perencanaan keluarga melalui program KB.
“Dengan kegiatan ini diharapkan meningkatkan pengetahuan masyarakat dan kader tentang KB melalui terbentuknya tim Malika sehingga kehamilan dengan faktor risiko dan risiko tinggi bisa dihindari,” pungkasnya. (Lisnawati)