”Kita ingin mencoba berkontribusi, terlebih hasil survei bahwa satu dari 20 remaja itu umur 10 sampai 17 tahun, mereka terindikasi gangguan mental,” terang Aca kepada Radartasik.id.
Oleh karena itu, diperlukan pelatihan yang membangun kepercayaan diri serta membantu mereka menerima dan memahami permasalahan yang dihadapi.
Selama kegiatan, para peserta dilatih untuk menerima kondisi mereka, menghadapi rasa sakit masa lalu, dan bersyukur kepada Sang Pencipta.
Baca Juga:Kawasan Tanpa Rokok di Kabupaten Tasikmalaya Diganjar Penghargaan, Apa Kunci Suksesnya?Tagana Kabupaten Tasikmalaya Kenalkan Alat Kebencanaan Sejak Dini ke Siswa-Siswi SD IT Bani Shiddiq
Dengan proses yang mencakup meditasi, journaling, serta latihan melepaskan emosi, peserta diajak untuk lebih menerima diri dan berpikir positif, sehingga mereka dapat kembali produktif dalam kehidupan sehari-hari.
Harapan besarnya, mereka dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya dengan menyebarkan semangat positif dan menjadi fasilitator di masa depan.
Shalza Aulia Putri, salah satu peserta, mengaku bahwa kegiatan ini adalah pengalaman pertamanya yang fokus pada kesehatan mental.
Ia merasa mendapat manfaat besar dari berbagai metode yang diajarkan, termasuk berbicara seolah-olah dengan orang yang pernah menyakitinya.
Menurutnya, kegiatan ini membantu melepaskan beban emosional yang selama ini terpendam.
Damayanti AHa, sebagai mentor, menyampaikan bahwa kegiatan selama dua hari ini bertujuan memberikan strategi pemecahan masalah kesehatan mental dan membangun dukungan sosial yang positif.
Dengan latihan seperti journaling, meditasi, dan eksplorasi beban emosional masa lalu, peserta diajak untuk melepaskan luka batin agar bisa melesat lebih baik.
Baca Juga:Mutasi Perangkat Desa Margaluyu Tasikmalaya, Langkah Strategis untuk Peningkatan Kinerja PelayananPara Pelajar MTs di Kabupaten Tasikmalaya Memburu Prestasi di Pekan Olahraga dan Seni Hari Amal Bakti
Fokusnya adalah membangkitkan energi positif dan meraih pencapaian hidup yang lebih baik.
”Energi anak muda ini harus kita arahkan bahwa mereka itu punya pencapaian. Inginnya apa sih, kemudian kita dorong mereka supaya berfokus pada energi untuk mencapai itu,” ungkapnya.
Kegiatan ini dihadiri 95 peserta dari berbagai komunitas dan wilayah, termasuk relawan dari Banten, Kaltim, Jateng, Bandung, dan Cirebon.
Mereka diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang mendukung kesadaran kesehatan mental di masyarakat. (Radika Robi Ramdani)