CIAMIS, RADARTASIK.ID – Komoditas gula aren di Kabupaten Ciamis masih menghadapi banyak tantangan. Mulai dari keterbatasan budidaya hingga perlindungan bagi petani dan penderes gula aren.
Isu ini menjadi sorotan dalam acara Aren Fest yang digelar di Lapangan Panah Lingkungan Yudanegara, Kelurahan Sindangrasa, Kabupaten Ciamis, Minggu 10 November 2024.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Pemuka Gula Merah Bersatu (Pegas) Kabupaten Ciamis, Maman Suryaman, menyatakan bahwa Aren Fest merupakan langkah awal untuk menggalang dukungan terhadap perlindungan petani dan kelestarian pohon aren.
Baca Juga:Man 1 Tasikmalaya Sabet Gelar Juara Umum POSMA Tingkat Kabupaten Tahun 2024Guru di Kota Tasikmalaya, Ada Surat dari Hj Nurhayati, Baca Yuk Isinya Apa!
“Aren Fest ini awal untuk kampanye ‘save aren’. Sebab perlunya kelestarian aren untuk menjaga lingkungan, petani atau penderes aren, dan gula aren sebagai komoditas unggulan daerah (Kabupaten Ciamis dan sekitarnya),” ujarnya.
Maman menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, petani, dan pebisnis untuk mendukung pelestarian pohon aren serta menjaga kualitas produk gula aren.
“Kolaborasi untuk save aren ini untuk memajukan komoditas gula aren sendiri,” tambahnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya edukasi masyarakat untuk membedakan gula aren asli, mengingat banyaknya produk yang beredar secara tradisional dan turun-temurun.
Amin Mabruri, Kepala Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Ciamis, turut menyampaikan perlunya meningkatkan nilai tambah gula aren melalui pendekatan dari hulu ke hilir, dengan menjaga kualitas, kontinuitas, dan keamanan konsumen.
“Oleh karenanya penting petani gula aren sisi kuantitas terjaga, kontinuitas bicara terjaga, kualitas, ketersediaan dari sisi kemasan. Paling utama di hulu lakukan tolong dipetakan program berkesinambungan dan berkelanjutan,” jelasnya.
Amin juga menyoroti bahwa regulasi mengenai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) gula aren masih belum ditetapkan pemerintah pusat.
Baca Juga:Australia Bakal Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini AlasannyaTim Dosen UBK Tasikmalaya Teliti Bolu Kukus Daun Kelor sebagai Booster ASI untuk Ibu Menyusui
“Pemerintah pusat memang belum menetap itu (regulasi, red). Sehingga perlu ada regulasi, ketika ada HPP dan HET gula aren setidaknya tidak permainan pasar, seperti kala produk banyak harga tidak jatuh,” pungkasnya. (Fatkhur Rizqi)