Sebut saja misalnya, menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang, atau pesan tentang rentang waktu menuntut ilmu, dari lahir hingga liang lahat.
Di dunia pendidikan modern, konsep ini kemudian dikenal dengan istilah long life education. Atau, tentang optimalisasi ikhitar dalam menuntut ilmu: “Meski harus dikejar hingga negeri China!”
Nelson Mandela, tokoh dunia yang membawa perubahan besar bagi Afrika Selatan, pun pernah berujar, “Tidak ada senjata paling ampuh untuk mengubah dunia, selain ilmu pengetahuan!”
Baca Juga:Australia Bakal Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini AlasannyaTim Dosen UBK Tasikmalaya Teliti Bolu Kukus Daun Kelor sebagai Booster ASI untuk Ibu Menyusui
Ada juga kisah nyata yang sangat berharga dari sejarah Jepang. Usai mereka luluh-lantak diterjang bom atom sekutu, Kaisar Hirohito sebagai pimpinan tertinggi Jepang ketika itu, langsung bertanya: “Berapa jumlah guru yang tersisa?”
Para jenderal Jepang kemudian mencoba meyakinkan kaisar, bahwa mereka masih mampu menjamin keselamatan kaisar tanpa harus melibatkan komunitas guru. Tapi kemudian, apa penjelasan Kaisar Hirohito ketika itu?
“Saya bertanya tentang guru bukan untuk menyelamatkan diri saya, tapi untuk menyelamatkan Jepang, dan membangun Jepang ke depan. Hari ini kita kalah, karena kita kurang belajar. Kita tidak tahu apa itu bom atom, seberapa besar dampaknya, dan bagaimana cara menangkalnya. Dalam kehancuran ini, hanya kepada guru, Jepang bisa bertumpu!”.
Apa hasil dari ucapan Kaisar Hirohito pada tahun 1945 tersebut, bisa dilihat dari bagaimana hari ini Jepang menjadi negara yang sangat diperhitungkan di dunia.
Bapak/Ibu Guru di Kota Tasikmalaya yang saya muliakan, saya sepenuhnya meyakini, masalah dan tantangan apapun yang saat ini ada di depan mata kita, baik dalam lingkup Kota Tasikmalaya, atau bahkan negara Indonesia, tidak boleh tidak mengedepankan ilmu. Semua ikhtiar penyelesaian masalah, atau ikhtiar untuk perbaikan dan kemajuan, langkah awalnya harus pada pemanfaatan ilmu. Dan ketika bicara tentang memprioritaskan peran ilmu dalam pembangunan, tentu tidak bisa terlepas dari upaya memprioritaskan para guru. Sederhananya, jangan pernah berani berfikir sukses jika tanpa ilmu. Dan jangan bermimpi bisa menguasai ilmu, tanpa memuliakan guru.