Tunggu Nikah, Baru Boleh: KPA Minta Siswa-Siswi di Kabupaten Tasikmalaya Hindari Seks Bebas

Hindari seks bebas
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tasikmalaya menyosialisasikan bahaya seks bebas ke para pelajar beberapa waktu lalu. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS terus dilakukan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tasikmalaya, salah satunya melalui sosialisasi di kalangan pelajar SMA dan SMK.

Program edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang bahaya HIV/AIDS serta cara pencegahannya.

Azizah, salah satu petugas KPA Kabupaten Tasikmalaya, menjelaskan bahwa KPA bekerja sama dengan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk puskesmas, dalam menjalankan sosialisasi ini.

Baca Juga:Dishubkominfo Ajak Siswa-Siswi di MAN 7 Tasikmalaya Jadi Pelopor Keselamatan BerkendaraSaatnya Bertarung, Dua Kandidat Lolos Verifikasi Calon Ketua Umum KONI Kabupaten Tasikmalaya

Saat ini, tim KPA telah mengunjungi sekitar 26 sekolah tingkat SMA/SMK di Kabupaten Tasikmalaya untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan diri.

Menurutnya, para siswa perlu lebih berhati-hati dan menghindari perilaku berisiko, seperti seks di luar nikah, demi mencegah penularan HIV/AIDS.

Sebagai bagian dari sosialisasi, beberapa siswa juga ditawarkan untuk melakukan tes kesehatan, meskipun sifatnya sukarela.

Tes ini disediakan terutama bagi siswa yang memiliki risiko tinggi terpapar HIV.

Pemeriksaan darah dilakukan dengan melibatkan dinas kesehatan guna memastikan upaya pencegahan yang lebih efektif.

Dalam sosialisasi ini, KPA juga menjelaskan cara-cara penularan HIV/AIDS dan perilaku yang dapat meningkatkan risiko tertular.

Menurut Azizah, jika seorang siswa pernah melakukan perilaku berisiko, seperti hubungan seks yang tidak aman, maka diperlukan waktu sekitar tiga bulan untuk memastikan apakah mereka terpapar virus HIV.

Baca Juga:Bangun Ekonomi dari Pesantren, OJK Beri Edukasi Langsung untuk Santri Mathlabusa'adah TasikmalayaPesantren sebagai Benteng Pancasila, BPIP dan Pemkab Tasikmalaya Kokohkan Negeri Bersama Santri

Hal ini disebabkan oleh karakteristik virus yang membutuhkan waktu untuk berkembang dalam tubuh.

Azizah juga menyoroti bahwa stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS masih sering terjadi, seperti adanya anggapan bahwa penderita harus dijauhi atau dipindahkan dari lingkungan.

Namun, ia menegaskan bahwa HIV/AIDS tidak mudah menular dan hanya dapat menyebar melalui beberapa media, yaitu darah, cairan kelamin, dan air susu ibu.

Penularan biasanya terjadi melalui hubungan seks berisiko.

Bagi siswa yang terbukti positif HIV, tes lanjutan akan dilakukan di RSUD KH Mustafa untuk memastikan diagnosis.

Azizah juga mengingatkan para siswa agar menghindari hubungan seks bebas. ”Jangan melakukan hubungan yang memang belum waktunya. Tunggu nikah, baru boleh,” ungkapnya kepada Radartasik.id Kamis, 7 November 2024.

0 Komentar