Guru MI Pasawahan Ciptakan Alat Musik Tradisional dari Bambu Bernama "Dongkur"

dongkur
Yayat mengajarkan muridnya memainkan alat musik bernama Dongkur yang ia buat. (IST)
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Yayat Hayatul Hasani, seorang guru MI Pasawahan di Kecamatan Banjaranyar, memiliki kreativitas luar biasa dalam mengolah bambu menjadi alat musik tradisional yang unik bernama Lodong Diukur, atau Dongkur.

Alat musik dari bambu gombong ini menghasilkan suara khas mirip gendang.

“Alat musik tradisional Dongkur ini sudah dibuat sejak 2017, yang terbuat dari bambu gombong. Itu berawal saya dan almarhum abah,” ungkap Yayat kepada Radar, Jumat 8 November 2024.

Baca Juga:Tim Dosen UBK Tasikmalaya Teliti Bolu Kukus Daun Kelor sebagai Booster ASI untuk Ibu MenyusuiPemberian Dimsum Booster Diyakini Bisa Atasi Stunting

Dongkur terinspirasi dari kebiasaan petani gula aren yang meniup lodong atau tabung bambu untuk menirukan suara alam.

Yayat dan almarhum ayahnya yang memiliki minat besar terhadap seni tradisional, memulai eksperimen dengan membuat lubang pada bambu yang disesuaikan diameternya untuk menghasilkan irama teratur.

“Inspirasi untuk membuat Dongkur lahir awalnya dari petani gula aren yang sering menggunakan lodong. Kita coba dikasih lubang yang diukur diameter disesuaikan untuk bunyi memiliki irama yang teratur. Jadilah Dongkur dengan cara dipukul,” jelas Yayat.

Pembuatan Dongkur membutuhkan ketelitian tinggi, terutama dalam menyelaraskan nada pada bambu. Setiap potongan bambu gombong yang digunakan haruslah berdiameter besar, tipis, tua, dan dikeringkan dengan baik agar menghasilkan suara yang maksimal.

“Lalu bambu dikeringkan, dipotong, diberi lubang, dan disetel nada dengan ketelitian yang tinggi, bahkan menggunakan aplikasi khusus untuk memastikan nadanya pas,” tambah Yayat.

Dongkur tidak hanya menyenangkan didengar, tetapi juga sarat akan nilai seni dan budaya Sunda. Melalui Dongkur, Yayat melihat peluang besar dalam dunia pendidikan.

“Dengan mengenalkan Dongkur kepada siswa, saya berharap dapat menginspirasi mereka untuk melestarikan musik tradisional. Mengaransemen lagu-lagu populer dengan Dongkur menjadi salah satu cara efektif menarik minat siswa,” katanya.

Baca Juga:Muslim Serap Aspirasi Warga Kelurahan Setiawargi yang Ingin Wilayahnya Kembali Jadi Desa Agar Dapat Dana DesaLima Siswa Terbang ke Hongkong Usai Menangkan Kompetisi Seni Keluarga Faber-Castell 2023/2024

Dongkur tidak hanya mengenalkan musik tradisional tetapi juga mengajarkan nilai kesederhanaan, kreativitas, dan kolaborasi.

Saat ini, Yayat mengembangkan Dongkur di MI Pasawahan dan MTSN 3 Ciamis dengan mendirikan sanggar seni.

“Tujuannya mengenalkan dan suka sehingga dapat melestarikan kesenian tradisional,” ucapnya.

Dukungan dari pemerintah daerah pun telah diberikan untuk mempopulerkan Dongkur.

0 Komentar