Merasa Tertipu, Usman: Dulu Warga Tahunya Mau Buat Baskom Bukan Pengolah Limbah

pabrik daur ulang plastik pengolah limbah
IPAL pabrik daur ulang plastik bekas di sekitar TPA Ciangir. (IST)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Setelah mengetahui pabrik daur ulang plastik di sekitar TPA Ciangir tidak memiliki izin, warga di sekitar pabrik menaruh harapan besar pada pemerintah, agar segera mengambil tindakan tegas.

Mereka takut air yang biasa mereka pakai sehari-hari kembali tercemar, meskipun penyebab utamanya masih belum dipastikan hingga saat ini.

Sejumlah masyarakat terdampak, di Kampung Sinargalih, Kecamatan Tamansari, mengaku tidak tahu soal perizinan warga yang sudah dikantongi pihak pabrik daur ulang plastik.

Baca Juga:Tim Dosen UBK Tasikmalaya Teliti Bolu Kukus Daun Kelor sebagai Booster ASI untuk Ibu MenyusuiPemberian Dimsum Booster Diyakini Bisa Atasi Stunting

“Teu, aya kadieu mah teh, teu aya sosialisasi, kur di suhun keun tanda tangan sebagian teu seu’eur anu uninga, alimeun teu nandatangan (Tidak ada sosialisasi ke sini. Hanya diminta untuk tanda tangan sebagian, tidak banyak yang tahu soal itu. Tidak mau tanda tangan, red),” kata Agus, Ketua RW 7, kepada Radar, Selasa 7 November 2024.

Bahkan saat ini, lanjut Agus, mayoritas warganya itu tidak tahu ihwal pabrik daur ulang plastik yang tidak mengantongi sejumlah izin resmi dari Pemerintah Kota Tasikmalaya.

“Warga mah Teh, teu aruningaeun teu gaduh izin. Upami harapan warga sakaterang abdi mah seu’eur anu teu satuju, ku aya na pabrik teh seu’eur nu ngeluh, sadaya na warga seu’eur anu teu setuju ku aya na pabrik teh (kebanyakan warga tidak tahu pabrik tidak punya izin. Harapan warga setahu saya, banyak yang tidak setuju dengan adanya pabrik. Banyak yang ngeluh. Semuanya warga banyak yang tidak setuju dengan adanya pabrik, red),” ungkapnya.

Salah seorang warga bernama Usman mengungkapkan unek-uneknya.

Ia merasa tertipu lantaran informasi awal ketika pabrik berdiri, peruntukan yang mereka dengar bukan untuk daur ulang sampah plastik, melainkan membuat barang jadi sperti baskom dan lainnya.

Kini setelah pabrik itu beroperasi, mereka baru menyadari bahwa yang dijalankan pabrik tidak sesuai dengan informasi yang mereka dapat di awal.

Ia pun khawatir limbah pabrik akan menambah pencemaran lingkungan seperti yang terjadi baru-baru ini.

Meski belum bisa dibuktikan secara ilmiah, tetapi ia menyebut sempat mendapati cacahan plastik mengalir di anak sungai.

0 Komentar