TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Edukasi literasi keuangan bagi siswa penting untuk membekali pengetahuan literasi keuangan dan kebiasaan menabung sejak dini.
Melalui program Prestasi Junior Indonesia (PJI), sebanyak 113 guru sekolah dasar di Kota Tasikmalaya mengikuti pelatihan Cha-Ching Curriculum di Aula Yayasan Islam, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Rabu 6 November 2024.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD) pada Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Indra Risdianto ST, mengatakan pembelajaran literasi keuangan sejak dini penting demi masa depan finansial anak Indonesia stabil dan terhindar masalah.
Baca Juga:Lima Siswa Terbang ke Hongkong Usai Menangkan Kompetisi Seni Keluarga Faber-Castell 2023/2024Nurhayati-Muslim Janjikan Bantuan Rp 600 Ribu Per Siswa untuk Tangani Pendidikan
“Mengajari anak untuk melek finansial sejak dini juga krusial. Ini akan membangun fondasi yang kuat terkait pembuatan-pembuatan keputusan finansial ketika anak dewasa. Pengelolaan keuangan yang baik akan menjadi salah satu modal untuk menjalani hidup dengan baik,” paparnya.
Program Cha-Ching Curriculum adalah inisiatif pendidikan yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan keuangan dasar kepada anak-anak.
Program ini bertujuan untuk membantu anak-anak memahami konsep-konsep penting tentang uang, pengelolaan keuangan, dan pengambilan keputusan yang bijak terkait keuangan.
Shidqi Rizqullah, Person In Charge (PIC) PJI Area Tasikmalaya, menjelaskan nama “cha-ching” umumnya digunakan untuk meniru atau menggambarkan suara uang yang dihasilkan oleh mesin kasir saat sebuah transaksi dilakukan.
Istilah ini seringkali dihubungkan dengan pengalaman membeli sesuatu, atau bisa juga menggambarkan kesuksesan finansial.
Dalam konteks yang lebih luas, suara “cha-ching” bisa menjadi simbol dari keuntungan, pendapatan, atau perolehan uang.
“Program Cha-Ching Curriculum ini sebetulnya seluruh Indonesia. Kebetulan di area Jawa Barat, Kota Tasikmalaya termasuk ke dalam sasaran progam Pretasi Junior Indonesia. Mekanismenya jadi kita mengajak kerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk menjelaskan bagaimana literasi keuangan di masa sekarang. Di pelatihan yang termasuk dalam kurikulum merdeka ini, guru diberikan materi yang lengkap mengenai literasi keuangan atau yang sekarang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia ada financial literacy atau literasi numerasi,” papar Shidqi.
Baca Juga:Ini Cara Paslon Yanto-Amin Atasi Kekurangan Anggaran di Kota Tasikmalaya!Ivan-Dede Janjikan Pelayanan Kesehatan Kelas 3 Gratis, Cukup Tunjukkan KTP!
Ia juga melihat fenomena yang saat ini berkembang, di mana anak usia dini sudah mengenal dunia digital. Kemudahan akses internet, kata Shidqi tercatat menghantarkan siswa dan guru terjerat pinjaman online hingga judi online. Menurutnya, hal itu bisa terjadi lantaran rendahanya literasi keuangan di sektor pendidikan.