MILAN, RADARTASIK.ID – Alvaro Morata saat ini menghadapi tantangan besar dalam kariernya bersama AC Milan.
Meskipun awalnya diharapkan sebagai sosok pengganti yang sepadan untuk Olivier Giroud, ekspektasi terhadap Morata tampaknya belum sepenuhnya terpenuhi.
Penyerang berusia 32 tahun ini pindah ke Stadio San Siro pada musim panas lalu untuk menggantikan Giroud, yang meninggalkan Milan dengan torehan 49 gol dalam 132 pertandingan di berbagai kompetisi.
Baca Juga:Kalah Lagi! Apa yang Membuat Pemain Roma Tetap Percaya pada Juric? Ini Pandangan Matias SouleRoma Kalah Lagi! Ivan Juric Ungkap Kesalahan Fatal dan Keputusan Kontroversial Wasit
Namun, kontribusi gol Morata yang masih minim telah memicu kekhawatiran di kalangan klub dan pendukung Rossoneri.
Sejauh ini, Morata hanya berhasil mencetak dua gol dalam 11 pertandingan pertama bersama Milan, yang dianggap jauh dari target yang diharapkan klub.
Salah satu alasan yang mendasari minimnya kontribusi gol tersebut adalah keterbatasan kehadiran Morata di area serangan lawan.
Sejak bergabung dari Atletico Madrid, Morata rata-rata mencetak gol setiap 359 menit.
Meskipun ia tidak pernah dikenal sebagai striker produktif, keterbatasannya dalam kotak penalti lawan dinilai menjadi penyebab utama sulitnya ia mencetak gol secara konsisten.
Menurut laporan La Gazzetta dello Sport, dalam 11 laga awal bersama Milan, Morata hanya mencatatkan rata-rata 3,9 sentuhan di kotak penalti lawan per pertandingan.
Statistik ini menunjukkan bahwa Morata lebih sering bermain di luar area serangan, sehingga kehadirannya di depan gawang lawan terasa kurang optimal untuk memanfaatkan peluang-peluang emas.
Jika dibandingkan dengan Giroud, performa Morata ini cukup mengkhawatirkan.
Baca Juga:Dua Bintang AC Milan Berbicara: Antara Kebanggaan Gol Reijnders dan Realitas Fofana Jelang Laga Kontra MadridFonseca Puji Performa Gemilang Morata dan Respons Positif Leao dalam Kemenangan Milan atas Monza
Pada musim terakhirnya di San Siro, Giroud mampu mencetak satu gol setiap 147 menit, menghasilkan total 17 gol dari 49 penampilan di semua kompetisi.
Dengan catatan ini, Giroud menunjukkan efektivitas tinggi sebagai penyerang yang kerap berada di posisi yang tepat untuk mencetak gol.
Sementara itu, Morata lebih sering turun ke lini tengah dan terlibat dalam fase permainan yang jauh dari area pertahanan lawan.
Gaya bermain pelatih Paulo Fonseca tampaknya turut berkontribusi dalam situasi ini.
Morata sering diminta untuk turun ke tengah dan melakukan peran defensif, sehingga mengurangi intensitas serangan Milan di area lawan.
Akibatnya, lini depan Milan kehilangan kekuatan utama, dengan hanya Christian Pulisic yang terlihat mampu mencetak gol secara konsisten.