YOGYAKARTA, RADARTASIK.ID – Dalam menghadapi tantangan serius terkait lingkungan yang diproyeksikan semakin meningkat di masa depan, penanaman konsep eco-literacy kepada siswa menjadi sebuah urgensi.
Eco-literacy atau literasi ekologi menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh mengenai prinsip-prinsip keberlanjutan dan etika ekologis dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan integrasi prinsip-prinsip ini ke dalam kurikulum sekolah atau yang dikenal sebagai green curriculum, diharapkan siswa memiliki kesadaran lebih tinggi akan tanggung jawab sosial dan ekologis mereka.
Baca Juga:BRI Tasikmalaya Tegas Berantas Korupsi, 3 Pelaku Dugaan Penyelewengan Dana KUR Ditetapkan TersangkaKombel Bantu Guru Hadapi Tantangan Kurikulum Merdeka
Melalui pembelajaran berbasis green curriculum, siswa tidak hanya diajarkan mengenai dampak manusia terhadap ekosistem, tetapi juga diberikan pemahaman tentang solusi yang berkelanjutan dan etika dalam pengelolaan sumber daya alam.
Sayangnya, tidak semua sekolah menerapkan konsep green curriculum secara terstruktur dan berkesinambungan dalam pembelajaran mereka, baik di dalam maupun di luar kelas.
Banyak dari isu lingkungan ini hanya disampaikan secara sporadis tanpa pendekatan yang sistematis, sehingga belum menjadi bagian utama dalam pendidikan formal.
Hal ini juga menjadi tantangan yang dihadapi oleh SMPIT Al Khairaat, sebuah sekolah yang berdiri pada tahun 2015 dan berlokasi di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Sekolah ini memiliki potensi besar dalam penerapan green curriculum, mengingat antusiasme siswa untuk menerima materi pembelajaran terkait lingkungan.
Namun, keterbatasan sumber daya manusia serta fasilitas yang dimiliki sekolah seringkali menjadi penghambat dalam mencapai proses pembelajaran yang optimal dan terstandar.
Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, kampus berperan memberikan dorongan dan dukungan melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang berfokus pada pemberdayaan sekolah dan seluruh komponennya, terutama guru dan siswa, untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah lingkungan sesuai prinsip green curriculum.
Baca Juga:113 Tenaga Honorer Tak Menyerah Ikut Seleksi PPPK, Kepala BKPSDM Kabupaten Tasikmalaya Beri Pesan Khusus772 Warga Tasikmalaya Dapat Bantuan Listrik Gratis dari Kementerian ESDM
Program PkM ini dikembangkan oleh tim dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang beranggotakan Dr Lusi Nurhayati SPd MAppLing (TESOL), Dr Sabar Nurohman SPd MPd, serta Prof Dr Antuni Wiyarsi SPdSi MSc, yang melakukan serangkaian kegiatan di SMPIT Al Khairaat dan Jurusan Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang sebagai langkah awal dalam mengenalkan konsep eco-literacy.
Melalui kegiatan PkM ini, diharapkan terjadinya peningkatan kapasitas guru dalam menyusun dan melaksanakan green curriculum, serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep eco-literacy.