Jarwo juga penasaran ihwal anggaran yang dikeluarkan untuk merealisasikan lapangan sepakbola di tengah sampah itu, di sisi lain keluhan ihwal pengelolaan sampah di TPA Ciangir masih kurang.
“Itu tidak mungkin pakai anggaran yang sedikit. Kenapa tidak dialokasikan ke yang lain saja? Yang paling urgent, salah satunya mungkin sekarang kan sarana dan prasarana di TPA kekurangan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, Deni Diyana, mengatakan permintaan Cheka soal bermain bola di TPA Ciangir itu merupakan bentuk keinginan memanfatkan efek dari proses sanitary landfill yang tengah berjalan.
Baca Juga:Nurhayati-Muslim Janjikan Bantuan Rp 600 Ribu Per Siswa untuk Tangani PendidikanIni Cara Paslon Yanto-Amin Atasi Kekurangan Anggaran di Kota Tasikmalaya!
Ia menyebut setidaknya sudah lebih dari 70 persen proses tersebut dilakukan di TPA Ciangir.
Di atas tanah merah berukuran 70 x 30 meter persegi itu, UPTD Pengelola TPA Ciangir berencana merealisasikan keinginan Cheka.
“Urugan tanah itu Pak Pj ingin dimanfaatkan untuk bermain bola, supaya ada nilai manfaatnya, gitu maksudnya. Bukan tujuannya membuat lapangan bola, tidak. Tapi menerapkan metode sanitary landfill, di atasnya kan (tanahnya) rata tuh, digunakan supaya ada nilai manfaat dipakai lapang bola,” kata Deni usai menemui warga di Kampung Sinargalih, 23 Oktober lalu.
Kendati dekat sampah, Deni memastikan arena pertandingan bola yang hendak dimainkan Cheka itu tidak akan menimbulkan bau tidak sedap.
“Tidak (bau). Kan kita ada upaya disemprot ecoenzyme,” ujarnya. (Ayu Sabrina)