TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Topik soal sampah tak pernah habisnya. Nasib limbah domestik ini, juga turut dibicarakan dalam debat publik perdana calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, pada Sabtu malam 2 November 2024.
Pada setiap kesempatan kampanye politik pun, lima paslon kerap membicarakan strategi mereka terkait pengelolaan sampah di Kota Tasikmalaya agar jadi lebih baik.
Beberapa paslon yang menyebutkan akan mengubah potensi sampah itu menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau akrab disebut dengan PLTSa.
Baca Juga:Nurhayati-Muslim Janjikan Bantuan Rp 600 Ribu Per Siswa untuk Tangani PendidikanIni Cara Paslon Yanto-Amin Atasi Kekurangan Anggaran di Kota Tasikmalaya!
Namun janji-janji politik itu, dinilai hanya ucapan semata jika kelima paslon tak pernah menyaksikan langsung proses angkut dan tumpuk sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir.
Seperti yang diungkapkan, Roni Nugraha (29) petugas kebersihan di TPA Ciangir. Ia meminta pengelolaan sampah jangan hanya jadi “barang dagangan” politik di Pilkada 2024. Tapi para calon juga harus mau turun langsung ke lapangan.
“Kalau mau diubah menjadi energi, kita bisa lihat selama ini apakah itu pernah terjadi di sini (TPA Ciangir)? Tidak. Mestinya para calon langsung ke sini untuk melihat apa yang kurang, apa yang mesti diperbaiki,” kata Roni saat dijumpai di lokasi, Senin (4/11/24).
“Biar tidak asal bunyi. Jadi menampung harapan dan aspirasinya benar,” tambahnya.
Ia juga menceritakan sempat ada pihak yang merekam video soal cara mengelola sampah di TPA Ciangir.
Namun Roni berharap para paslon tak sekadar mengutarakan ucapan belaka. Selama hampir dua dekade sampah terhampar di CIangir, solusi konkret seperti PLTSa itu sangat ditunggu olehnya.
“Ya kita berharap mereka yang punya gagasan memang benar bisa merealisasikan dengan realistis dan keberpihakan sama kita,” harapnya.
Baca Juga:Ivan-Dede Janjikan Pelayanan Kesehatan Kelas 3 Gratis, Cukup Tunjukkan KTP!Kunjungi Yayasan Daarul Ihsan, OJK dan BRI Cabang Tasikmalaya Peduli terhadap Pemulihan Kesehatan Mental
Apalagi, kata dia, TPA Ciangir yang kerap mengalami hambatan saat melakukan penataan sampah. Mulai dari persoalan jumlah armada yang terbatas, hingga rusak, yang membuat pelayanan ke lingkungan warga juga terhambat. Menurutnya, anggaran untuk pengelolaan sampah juga mesti turut dievaluasi.
“Ya ke dinasnya mungkin dilihat lagi untuk anggarannya kurang atau tidak. Sebanding dengan melihat 40 armada kami dengan kondisi yang saat ini masih berjalan meski sempat terhambat,” pungkas dia. (Ayu Sabrina)