Untuk teknis pengambilan undian menurutnya bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa harus berpendidikan tinggi. Justru fungsi mereka akan lebih bermanfaat jika diberdayakan untuk mendalami visi misi yang disampaikan para pasangan calon. “Kalau hanya mengambil undian tidak harus oleh intelektual lah,” ucapnya.
Pihaknya memahami KPU Kota Tasikmalaya tentunya melaksanakan apa yang menjadi ketentuan KPU RI. Maka dari itu dia berharap KPU RI bisa melakukan evaluasi untuk agenda debat ini supaya betul-betul menjadi agenda yang menguji gagasan para kandidat. Tolong penyelenggara KPU RI yang membuat kebijakan debat, diubah polanya,” ujarnya.
Apalagi jika sesi pertanyaan antara pasangan calon ini dijadikan ruang untuk menyerang dengan pertanyaan yang tendensi, meskipun usai debat semua tampak harmonis. Namun tidak menutup kemungkinan dendam politik itu terbawa ketika seseorang terpilih menjadi kepala daerah termasuk Presiden. “Tapi mudah-mudahan, pada acara debat baik ditingkat presiden maupun pilkada tidak ada rasa dendam dan sakit hati,” pungkasnya.(rangga jatnika)