TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kemiskinan di wilayah Kecamatan Tamansari seakan tak ada habisnya.
Setelah sebelumnya Karnadi dan Saonah mendapat bantuan dari Dinas Sosial, sejumlah tetangganya yang lain mulai bersuara.
Mereka juga merasa berhak mendapat bantuan seperti Karnadi lantaran kondisi rumah mereka juga tak terlalu jauh beda.
Baca Juga:Nurhayati-Muslim Janjikan Bantuan Rp 600 Ribu Per Siswa untuk Tangani PendidikanIni Cara Paslon Yanto-Amin Atasi Kekurangan Anggaran di Kota Tasikmalaya!
Jika rumah Karnadi dan Saonah bolong pada bagian plafon dan atap hingga terpaksa ditutup dengan terpal, maka tak jauh dari sana juga ada rumah panggung beralaskan bilik bambu yang ditempati seorang ibu bersama anaknya yang berkebutuhan khusus. Kondisinya sudah tua dan sama lapuknya.
Agus, Ketua RW 7, Kampung Sinargalih, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari menyebut warganya itu bernama Sunarsih (71). Lansia itu tinggal bersama dua anaknya.
Setiap sisi pada bilik rumah itu terdapat bagian yang bolong. Begitupun dengan atapnya dalam kondisi serupa.
Tidak heran, lansia yang akrab disapa Nek Eunar itu kerap kedinginan, lantaran angin atau bahkan air hujan dengan mudahnya masuk ke dalam rumahnya.
“Nenek Eunar gaduh anak aya kakirangan mental na, boro-boro kangge ngadangdosan saungna, kangge berobat anak na ge ku berobat ku program (Nenek Eunar punya anak kekurangan mental. Jangankan untuk memperbaiki rumah. Untuk berobat anaknya saja masih minta dibantu, red),” kata Agus kepada Radar, Minggu 3 November 2024.
Agus menerangkan bahwa anak Mak Eunar yang berinisial SD (34) itu adalah korban pemerkosaan hingga alami penyakit mental.
“Murangkalihna korban pemerkosa, anu dicuriga mah aya ngan teu aya saksi bade dites DNA (Anaknya korban pemerkosaan, yang dicurigai ada hanya tidak ada saksi mau dites DNA, red),” terangnya.
Baca Juga:Ivan-Dede Janjikan Pelayanan Kesehatan Kelas 3 Gratis, Cukup Tunjukkan KTP!Kunjungi Yayasan Daarul Ihsan, OJK dan BRI Cabang Tasikmalaya Peduli terhadap Pemulihan Kesehatan Mental
Agus mengatakan lingkungan tempat tinggalnya memang masih jauh dari kata “Sejahtera” mengingat masih banyak warga hidup di bawah garis kemiskinan meski statusnya masuk wilayah kota. Berbeda jauh dengan wilayah lain yang sudah merata dan maju pembangunannya.
“Rumah ingin dibantu dari pemerintah, keduanya, anaknya korban pemerkosaan juga minta keadilan dengan kondisinya sekarang kurang sehat,” tegas Agus.