Bahkan, beberapa infrastruktur pemasaran seperti alat pengolah, kendaraan, dan tempat pengolahan beras akan disediakan.
Beberapa Badan Usaha Milik Petani (BUMP) juga dilibatkan untuk mendukung keberlanjutan proyek melalui kolaborasi antara petani, peternak, dan komunitas lainnya.
Proyek UPLAND juga memberikan akses layanan keuangan untuk petani melalui fasilitas kredit dengan bunga rendah, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan suku bunga 6% per tahun.
Baca Juga:Panen Lebih Menguntungkan! Inilah Peran BUMP dalam Peningkatan Harga Padi Organik di Kabupaten TasikmalayaTanam Pohon, Jaga Air: Gerakan Kecil dengan Dampak Besar di Desa Margalaksana Salawu Kabupaten Tasikmalaya
Hal ini untuk memastikan keberlanjutan proyek dengan memberikan kemudahan akses modal bagi para petani dan korporasi yang terlibat.
Kabupaten Tasikmalaya sendiri telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4,7 miliar untuk mendukung akses layanan keuangan ini.
Selain itu, penguatan jaringan pemasaran juga menjadi salah satu fokus utama.
Untuk memperluas pasar, Asep menyebutkan bahwa mereka secara aktif mengikuti berbagai pameran dan forum diskusi di tingkat nasional untuk mendapatkan sertifikasi organik serta meningkatkan daya saing produk di pasar.
”Kami juga mencari jaringan pemasaran dengan kabupaten yang lainnya melalui forum-forum apabila mereka membutuhkan beras organik,” ungkap Asep kepada Radartasik.id, Selasa, 29 Oktober 2024.
Proyek ini turut mendukung pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT), yang memiliki peran penting dalam perencanaan usaha tani dan budi daya.
KWT dianggap memiliki kontribusi besar karena mereka sering berkoordinasi dengan petani dalam perencanaan kebutuhan produksi.
Baca Juga:Bukan Sekadar Buku Nikah, KUA Singaparna Beri Pencerahan Bahaya Pernikahan Dini di Kabupaten Tasikmalaya113 Honorer Kabupaten Tasikmalaya Tidak Lolos Seleksi Administrasi PPPK, Ini Alasannya
Selain itu, setiap kelompok tani juga akan memiliki Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) yang dilengkapi dengan alat produksi dan ternak untuk mendukung kebutuhan pupuk organik secara mandiri.
Untuk menjaga keberlanjutan, proyek ini juga melibatkan lembaga penelitian seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Siliwangi (Unsil) dalam proses uji laboratorium, sertifikasi, serta pengembangan pemasaran dan produksi.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dukungan dari aspek ilmiah sehingga standar kualitas produk dapat terjaga.
Asep menyebutkan bahwa sejak awal kelompok tani di Tasikmalaya Utara telah dilibatkan dalam setiap tahapan proyek. Produk mereka sering dibawa ke pameran untuk memperluas akses pasar.
Dengan dukungan modal dan kolaborasi dalam BUMP, produk organik dari Tasikmalaya diharapkan dapat mencapai pasar yang lebih luas.