TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamen Dikdasmen) RI, Prof Atip Latipulhayat SH MH PhD, melakukan kunjungan ke almamater-nya yakni SMPN 4 Tasikmalaya dan SMAN 2 Tasikmalaya, pada Jumat 1 November 2024. Kunjungan itu dilakukannya untuk ‘belanja masalah’ pada sektor pendidikan.
“(Tujuan kunjungan) belanja masalah. Apa aspirasinya dari siswa-siswa. Saya ingin menyampaikan (program) quick wins yang dimintakan ke Kementrian Dikdasmen. Yakni peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa kita. Pisa kita setahun terakhir di peringkat bawah. Ditemukan bahwa siswa benci dengan saintek. Pasti ada penyebabnya. Sulit katanya,” ungkap Atip saat mengunjungi SMAN 2 Tasikmalaya.
Salah satu penyebabnya, kata guru besar Universitas Padjajaran itu, adalah kesalahan metode pembelajaran. Sebab itu diperlukan perbaikan pada sektor ini.
Baca Juga:Biaya PLPG Tiba-Tiba Bertambah, Peserta dari Kabupaten Ciamis Merasa Aneh!Dosen Faperta Unigal Berdayakan Gapoktan Lewat Penerapan Alat Terintegrasi serta Hilirisasi Produk Pertanian
“Untuk memberikan metode pembelajaran dengan metode yang menyenangkan. Kita sedang menggodok dari tingkat TK sampai SMA. Metode animasi supaya senang. Kita kalah oleh Vietnam untuk kemampuan numerasinya,” papar dia.
Tidak tanggung, Kementrian Dikdasmen, kata dia, akan membangun sekolah unggul dengan lahan seluas 25 hektare. “Ada sekolah unggul baru dan sekolah unggul transformasi dari sekolah binaan untuk unggul,” ujarnya.
Poin dari program quick wins lainnya, Atip menerangkan, berfokus menciptakan siswa-siswa yang unggul, hingga bisa meneruskan sekolah ke jenjang paling tinggi.
“Target awalnya, supaya lulusannya bisa diterima di 100 perguruan tinggi di dunia,” cetusnya.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti kesejahteraan para guru di daerah, termasuk guru honorer.
“Doakan, sedang dihitung, kesejahteraan guru terutama guru honorer. Peningkatan kualitas guru, akan dilakukan pelatihan-pelatihan lagi,” paparnya.
Maka dari itu, pria kelahiran Indihiang itu menyebut tidak akan ‘alergi’ dengan aspirasi yang disampaikan kepadanya. Bahkan ia tak keberatan jika banyak didemo mahasiswa.
Baca Juga:Terapkan Sistem Rantai Dingin, Industri Ayam Ciamis Makin MelejitPemkab Ciamis Diminta Transparan Soal Penyaluran Dana Hibah
“Saya ingin mendengar aspirasi, soal BOS, soal apapun. Saya dulu juga demonstran kok, yang demo itu bukan kejahatan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Atip juga menegaskan bahwa pendidikan merata untuk semua. Perdebatan ihwal zonasi hingga anggapan biaya sekolah yang mahal, bakal dievaluasi di kementriannya itu.
“(Zonasi) Kita akan evaluasi, setiap sistem kan memiliki kesesuaian dengan zamannya. Ada tuntutan-tuntutan perubahan, nanti dikaji mana yang lebih sesuai dilihat itu kan sebenarnya metode bukan tujuan. Jadi kita kaji metodenya, kalau ternyata harus diperbaiki maka kita perbaiki. Prinsipnya yang lama baik kita pelihara,” ulasnya.